Moderat dan Mencerdaskan
Indeks
Opini  

Fenomena Boneka Arwah: KPAI Minta Para Publik Figur Bantu Pemerintah Populerkan Ajakan Foster Care Anak

ppdb2025

Ilustrasi boneka Arwah: unsplash

SALURANSATU.COM – Pemerintah mencatat 2020 ada 67.368 data anak terlantar di Indonesia, itupun terus bertambah dengan kasus bayi dibuang atau terlantar, yang juga sewaktu waktu terus menghiasi media kita. Belum lagi ribuan lembaga asuhan dan lembaga serupa pengasuhan yang tidak terdaftar di pemerintah yang mengasuh anak terlantar.

Begitupun anak-anak yang kehilangan mendadak orang tua selama pandemi mencapai 30.766 anak, dan belum semua mendapatkan intervensi yang terus menerus, dan pemerintah mencari para calon orang tua pengganti. Agar mendapatkan solusi yang lebih permanen.

Jasra Putra yang pernah menjabat Sekjen Forum Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan Panti Sosial Asuhan Anak menilai fenomena adopsi boneka arwah merupakan bagian perubahan perilaku masyarakat yang jumud dengan pandemi.

Meski secara materi dan aktifitas terpenuhi, manusia tetap tidak ingin kehilangan makna dan batin. Artinya boneka arwah dapat mengisi hal tersebut. Inilah tantangan untuk publikasi pemerintah dalam juga mendorong kondisi anak anak terlantar kita yang kalah populer dengan pengangkatan anak boneka arwah.

Para pemilik boneka arwah, perlu menjadi bagian gerakan pemerintah dalam menyiapkan orang tua pengganti. Karena manfaatnya sangat banyak.

Sebagai negara yang harus ramah terhadap alam, ancaman bencana selalu menjadi teman kehidupan di Indonesia. Seringkali dalam setiap peristiwa baik bencana, konflik, sosial meninggalkan anak anak yang kehilangan figur pengasuhnya.

Mereka butuh kehadiran, yang layaknya orang tua bagi mereka. Agar dapat perhatian penuh dalam tumbuh kembangnya. Karena Indonesia meyakini anak anak yang terlepas dari keluarga bisa berkembang baik, bila pengasuh penggantinya menerapkan sistem keluarga.

Belajar dari beberapa bencana alam dan bencana pandemi, anak-anak yang mendadak kehilangan orang tua. Artinya perlu mendapatkan segera pengganti keluarga. Begitupun anak yang kehilangan orang tua karena perceraian, orang tua berhadapan dengan hukum, anak dalam masa pidana, anak dalam lembaga pengasuhan atau lembaga serupa yang menjadikan anak diasuh di luar keluarga.

Untuk itu sangat penting sebelum itu semua terjadi, negara memiliki daftar orang tua yang siap mengasuh mereka. Apalagi orang tuanya para publik figur atau artis. Tentu sangat baik. Tapi kelihatannya program pemerintah ini kurang populer di tengah masyarakat. Sehingga ada masyarakat yang membandingkan dan menyayangkan fenomena menjadi orang tua dari boneka arwah dengan kebutuhan daftar orang tua pengganti di negara ini.

Salam Hormat,

Jasra Putra
Kadivwasmonev KPAI