
SALURANSATU.COM – Kota Bekasi, 8 Mei 2025 — CEO SH Institute, Muamar, meluruskan berbagai tuduhan yang menyebut bahwa pelajar Indonesia telah diajarkan kebencian terhadap Israel sejak dini. Ia menegaskan bahwa aksi boikot produk yang dilakukan oleh pelajar, termasuk anak-anak TK dan SD, adalah bentuk kepedulian terhadap Palestina, bukan ekspresi kebencian yang tidak berdasar.
“Gerak masif yang dilakukan oleh para pelajar kita, bahkan yang masih berusia dini, adalah bentuk empati terhadap rakyat Palestina. Ini harus dilihat secara objektif,” ujar Muamar dalam wawancara langsung.
Belakangan, sejumlah pihak menyebut bahwa aksi boikot yang dilakukan oleh siswa mencerminkan doktrin kebencian yang diajarkan di sekolah. Menanggapi hal ini, Muamar justru menekankan bahwa aksi tersebut mencerminkan nilai-nilai yang tertanam dalam konstitusi Indonesia.
“Pertama, apa yang dilakukan sekolah dan anak-anak kita hari ini adalah perwujudan dari amanah dalam pembukaan UUD 1945, bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Kita seharusnya berbahagia bahwa anak-anak kita memahami dan menjalankan nilai-nilai tersebut,” tegasnya.
Muamar juga menekankan pentingnya membedakan antara kebencian terhadap suatu tindakan dan kebencian terhadap identitas kelompok tertentu. “Ajakan untuk memboikot adalah cara meluruskan fitrah benci. Kita ajarkan kepada anak-anak bahwa kebencian itu bukan kepada Yahudi atau Israel sebagai identitas, tapi kepada tindakan penjajahan dan genosida yang dilakukan terhadap rakyat Palestina,” jelasnya.
Ia menambahkan, jika penjajahan dan kekerasan berhenti, maka tidak ada alasan lagi untuk membenci. “Ketika genosida tidak lagi terjadi dan tidak ada lagi penjajahan atas Palestina, kita tidak akan membenci Israel atau Yahudi. Yang kita lawan adalah penjajahannya, bukan suku, ras, atau agamanya.”
Muamar berharap pernyataannya ini bisa menjadi klarifikasi atas tuduhan-tuduhan yang menyudutkan aksi solidaritas pelajar terhadap Palestina. Ia juga mengajak semua pihak untuk melihat isu ini secara jernih dan berdasarkan nilai kemanusiaan serta konstitusi. (Denis)