Moderat dan Mencerdaskan
Indeks
Berita  

Kiprah YBM PLN dalam Program Bidan Cahaya: Menerangi Kesehatan Masyarakat di Daerah Terpencil

ppdb2025

SALURANSATU.COM – Yayasan Baitulmaal (YBM) PLN telah mengambil langkah proaktif dalam meningkatkan akses pelayanan kesehatan di daerah yang masih kekurangan fasilitas kesehatan. Salah satu program unggulan yang diluncurkan oleh YBM PLN adalah Program Bidan Cahaya. Program ini bertujuan untuk menyediakan tenaga bidan yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan dan menjadi fasilitator penggerak masyarakat di daerah yang membutuhkan.

Menurut Deputi Direktur YBM PLN, Salman Al Farisi, Program Bidan Cahaya secara khusus dihadirkan di daerah-daerah terpencil yang masih kekurangan fasilitas kesehatan. Dalam hal ini, peran Bidan Cahaya sangat penting sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan kesehatan dan menggerakkan masyarakat untuk memperhatikan kesehatan mereka.

“Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan untuk mendorong perubahan kebiasaan menuju pola hidup yang lebih sehat,”katanya dalam Webinar Hari Bidan Nasional, Tantangan Kesehatan Nasional dan Peran Penting Bidan, Selasa (27/6/2023).

Salman menjelaskan Program Bidan Cahaya memiliki tiga model level penugasan yang berbeda. Pada level pertama, Bidan Cahaya ditempatkan di desa-desa yang belum memiliki bidan lokal selama satu tahun. Setelah satu tahun, diharapkan bahwa pada tahun kedua mereka dapat beralih ke level dua. Pada level ini, penugasan Bidan Cahaya berubah menjadi mitra dalam pengembangan bidan lokal di daerah tersebut. Program ini menciptakan kesempatan bagi putra daerah untuk mendapatkan pendidikan kebidanan dan menjadi tenaga lokal yang mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat setempat. Pada level ketiga, Bidan Cahaya sudah memiliki kemampuan untuk praktek mandiri di daerah yang mereka tempati, sehingga pelayanan kesehatan dapat berjalan secara mandiri dan berkelanjutan.

“Melalui Program Bidan Cahaya, YBM PLN telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di daerah-daerah terpencil. Program ini tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat, tetapi juga berperan sebagai agen perubahan untuk menciptakan kesadaran kesehatan yang lebih baik. Dengan upaya yang terus dilakukan, diharapkan bahwa program ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah yang terpencil,” ujarnya menjelaskan.

Salah satu Bidan Cahaya, Salima Safiitri Rumasukun, yang menjejak manfaat di Kampung Fior Distrik Kokas Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat menjelaskan bagaimana susahnya perjalanan dalam melayani masyarakat. Ia bercerita perahunya sempat terbalik saat berpergian untuk melakukan pelayanan Kesehatan.

“Kejadian yang pernah saya alami. Di tengah laut, ada badai dan ombak yang dahsyat. Perahu kami sempat terbalik dan alhamdulillah masih diselamatkan warga,” katanya saat mengenang kejadian.

Berbeda dengan Bidan Siti Rofikoh, yang menjejak manfaat di Desa Tunggal Jaya Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Ia bercerita saat pertama kali di desa Tunggal Jaya, masyarakat yang melakukan persalinan bukan datang ke dokter, melainkan ke dukun beranak.

“Ini disebabkan jarak ke fasiltas Kesehatan seperti puskesmas, masyarakat harus menempuh 14.5 km. Namun, sekarang tidak jauh lagi. Sudah ada kami,” katanya.

Kementerian Kesehatan Apresiasi Bidan Cahaya

Ketua Tim Kerja Fasilitasi Pengelolaan Mahasiswa dan Lulusan Poltekkes – Tim Kerja Fasilitasi Pengelolaan Mahasiswa Dan Lulusan Poltekkes Kemenkes, Yuyun Widyaningsih,S.Kp.,MKM mengapresiasi program Bidan Cahaya yang dilakukan oleh YBM PLN.

“Terima kasih. Sangat luar biasa kiprah YBM PLN. Saya sangat mengapresiasi dengan program Bidan Cahaya. Meski baru 17 bidan di 7 provinsi tapi sudah memberi dampak yang sangat signifikan,” katanya.

Ia berharap tidak seiring waktu nantinya ada di tiap provinsi dan semakin banyak Bidan Cahaya yang ditugaskan di pelosok negeri.

“Kami dari Kementerian Kesehatan sangat mengapresiasi dan menghargai kebijakan didalam penyelenggaran pelayanan Kesehatan. Saya juga mengapresiasi para Bidan Cahaya dengan tantangan yang berbeda-beda, geografis Indonesia yang sangat luar biasa. Kami dari kementerian belum tentu menjangkau pelosok,” katanya.