Moderat dan Mencerdaskan
Indeks

Sosialisasi 4 Pilar: dr. Gamal Ajak Masyarakat Implementasikan Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

mega career expo

SALURANSATU.COM – Malang, Kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR digelar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Malang tentang pentingnya nilai-nilai dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Empat Pilar MPR yang meliputi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika disosialisasikan dengan tujuan untuk memperkuat persatuan dan membangun generasi yang lebih sadar akan tanggung jawabnya sebagai warga negara.

Kegiatan sosialisasi berlangsung pada 25 November 2024, bertempat di Aula Indonesia Medika Kecamatan Lowokwaru, Malang. Acara ini dihadiri oleh anggota Komunitas Malang Cerdas, yang terdiri dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk pelajar, akademisi, dan aktivis sosial. Tampil sebagai narasumber dr. Gamal, M.Biomed yang merupakan Anggota MPR dari daerah pemilihan (Dapil) Malang Raya (Jatim V). Beliau hadir berbagi wawasan mengenai implementasi Empat Pilar MPR dalam kehidupan sehari-hari, khususnya aspek ekonomi.

“Empat Pilar MPR RI adalah fondasi utama dalam menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. Dengan memahami nilai-nilai ini, kita dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis dan tidak mudah terpecah oleh isu-isu yang mengancam integritas bangsa.” ujar Anggota Komisi X DPR RI ini.

dr. Gamal menjabarkan secara utuh mengenai implementasi pancasila dalam kehidupan ekonomi. Penerapan Pancasila dalam ekonomi pada sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, menghadirkan sebuah pemahaman bahwa sumber daya dipandang sebagai pemberian Tuhan yang harus dimanfaatkan untuk kehidupan orang banyak.

Dalam sesi diskusi, dr. Gamal yang juga founder Malang Cerdas juga menekankan implementasi sila ke-2 Pancasila dalam ekonomi. Penerapan Pancasila dalam ekonomi pada konteks “Kemanusiaan yang adil dan beradab” dapat kita diwujudkan dalam implementasi sistem perekonomian yang bukan hanya menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai orientasi pembangunan, tapi juga memastikan besarnya dampak ekonomi pada tumbuhnya kualitas sumber daya manusia, peningkatan kesejahteraan masyarakat, pendidikan, kesehatan, pemenuhan-pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam konteks pemerataan, dan perkembangan masyarakat yang berkeadilan.

Hal ini harus mampu mendorong tercapainya sumber daya manusia yang berkualitas, beriman, bertakwa yang dihasilkan dari proses pembudayaan agama dan norma masyarakat. Penerapan pancasila pada aspek ekonomi juga harus membentuk masyarakat yang punya kapasitas dan berdaya saing, imbuhnya.

Sedangkan penerapan Pancasila dalam ekonomi pada sila ketiga, Persatuan Indonesia, adalah ekonomi harus digerakkan dengan semangat kerjasama manusia yang saling menguntungkan, menjadikan kehidupan sesama lebih baik, mempererat persatuan, dan menerapkan prinsip gotong royong. Pancasila dalam perspektif ekonomi pada konteks Persatuan Indonesia harus dilihat sebagai aktivitas yang menunjukkan tolong-monolong dan menanggung beban hidup dan tanggung jawab bersama-sama.

“Penerapan Pancasila dalam ekonomi pada konteks kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam perwusyawaratan perwakilan dapat dilihat sebagai adanya sebuah tatanan, kebijakan, dan regulasi yang memberikan dukungan kepada masyarakat ekonomi lemah,” jelasnya.

Kemudian, Penerapan sila ke 4 dalam ekonomi harus membuat peraturan yang mampu mengawal dalam pembangunan pasar berkeadilan yang memberikan peluang dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya kepada seluruh masyarakat dan pelaku usaha. Pemerintah tidak boleh membiarkan adanya perselingkuhan antara pemimpin bangsa dan perwakilan rakyat dengan pengusaha-pengusaha untuk memperkaya mereka dan melakukan transaksi politik dan kebijakan.

Penerapan pancasila dalam perspekif keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia harus dilihat pada perpektif kepemilikan aset, tanah, modal tidak boleh bertumpuk pada segelintir orang yang berakibat pada ketidakmampuan sebagian masyarakat mendapatkan hak-hak sosial dan hak-hak dasarnya dalam kehidupan.

“Secara praktis, Pemerintah tidak boleh membiarkan ada orang atau sedikit masyarakat yang memiliki kekayaan yang sangat besar, namun disisi lain ada masyarakat yang tak mampu berobat, tak mampu menyekolahkan anak-anaknya, tak mampu mendapatkan makanan, dan tak mampu tinggal di tempat yang layak. Jika kita memegang Teguh prinsip ini, maka tidak akan membiarkan akumulasi kekayaan yang melampaui batas pada satu atau kelompok orang dan memberikan kesengsaraan kepada sebagian besar masyarakat lain. Ya, tidak boleh terjadi so few have so much, so many have so little di negeri Indonesia.”

Kegiatan ini menjadi krusial dalam menghadapi tantangan zaman, seperti meningkatnya kesenjangan sosial yang bisa menjadi ancaman terhadap persatuan bangsa. Dengan memahami Empat Pilar MPR RI, masyarakat diharapkan dapat lebih bijak dalam menerapkan pancasila dalam kehidupan, khususnya dalam aspek ekonomi.

Selain itu, sosialisasi ini diselenggarakan dalam bentuk dialogis, peserta diajak untuk,
· Memahami Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman hidup.
· Menyelami isi dan makna UUD 1945 dalam menjamin hak serta kewajiban warga negara.
· Mempelajari pentingnya mempertahankan NKRI dari ancaman separatisme.
· Menerapkan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sosial.

Dalam sesi diskusi, dr. Gamal yang juga Angota Komisi X DPR RI menekankan, “Selama ini, kita telah mengasingkan Pancasila dalam sistem ekonomi kita, kita terjebak menjadikan Pancasila dalam slogan politik, orasi politik, dan kepentingan politik. Kita terlalu sering mengatakan Pancasila dalam lisan kita, tapi kita tidak meneladankan dalam kerja-kerja kita.”

dr. Gamal menambahkan bahwa penerapan Pancasila secara utuh dalam ekonomi harus mampu memberikan kesejahteraan dan keadilan di masyarakat, serta menjadikan tumbuhnya tanggung jawab masyarakat yang beruntung dan sukses untuk membiayai masyarakat yang belum beruntung.

Pada akhir diskusi dr. Gamal menekankan “Saya secara pribadi melihat bahwa Pancasila dalam aspek ekonomi tidak boleh disimplifikasi dalam mengejawantahkan sila kelima pancasila saja. Tapi lebih dari itu, penerapan Pancasila dalam aspek ekonomi harus mampu membawa nilai luhur kelima sila Pancasila secara holistik dan menyeluruh dalam penerapan ekonomi yang berfokus pada tercapainya tujuan berbangsa dan bernegara.”

Kegiatan ini mendapat respons positif dari peserta, yang merasa lebih termotivasi untuk mengamalkan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya aspek ekonomi. Harapannya, sosialisasi serupa dapat terus dilakukan agar pemahaman tentang Empat Pilar Kebangsaan, khususnya penerapan pancasila dalam aspek ekonomi semakin tertanam dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *