Moderat dan Mencerdaskan
Indeks

SIPATAS Banyumas: Gerakan Terpadu Kembalikan Anak ke Sekolah

mega career expo

SALURANSATU.COM – Banyumas – Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui Dinas Pendidikan menggelar Sosialisasi Program SIPATAS (Semangat Penanganan Anak Tidak Sekolah) pada Rabu (18/6/2025), bertempat di Gedung Gurinda Purwokerto. Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Banyumas, Agus Nur Hadie, didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan Joko Wiyono, Kabid PAUD Dwi Kustantinah, serta para kepala SKB, penilik, dan kepala PKBM se-Kabupaten Banyumas.

Dalam sambutannya, Sekda Agus Nur Hadie mengungkapkan bahwa saat ini masih terdapat sekitar 13.000 anak di Banyumas yang tidak melanjutkan pendidikan karena berbagai faktor. Program SIPATAS hadir sebagai jawaban atas tantangan tersebut, melalui pendekatan yang menyeluruh dan inovatif.

“Program SIPATAS adalah bentuk nyata komitmen pemerintah daerah dalam menangani Anak Tidak Sekolah (ATS) secara sistematis. Kami melibatkan berbagai pihak, memastikan validasi data yang akurat, dan menyiapkan intervensi solutif baik melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal,” ujar Agus.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan peran aktif anggota dewan dalam mendukung program ini.

“Saya minta dilakukan pemetaan by name by address. Nantinya, masing-masing anggota dewan bertanggung jawab terhadap lingkungan dapilnya agar intervensi dapat segera dilakukan,” tambahnya.

Program ini juga merupakan bagian dari implementasi visi Trilas Bupati dan Wakil Bupati Banyumas, yaitu memastikan semua anak bisa bersekolah, dengan kehadiran negara sebagai penggeraknya.

Lebih lanjut, Agus menyampaikan bahwa keberhasilan SIPATAS akan diukur melalui indikator jangka pendek, menengah, dan panjang, dengan pemantauan langsung di lapangan.

Sementara itu, Kabid PAUD Dwi Kustantinah menegaskan bahwa Pemkab Banyumas tidak hanya mendukung dari sisi kebijakan, tetapi juga akan melakukan pemetaan akar permasalahan ATS secara sistematis, yang nantinya akan menjadi dasar pengambilan keputusan di tingkat pimpinan daerah.

“Data ATS terakhir menunjukkan ada 13.426 anak yang tidak sekolah. Kami akan mengelompokkan data tersebut berdasarkan penyebab, usia, dan lokasi, sehingga intervensinya bisa lebih tepat sasaran,” ungkap Dwi.

Ia juga menyoroti pentingnya implementasi Gerakan Wajib Belajar 13 Tahun, termasuk satu tahun pendidikan pra-sekolah bagi anak usia 5–6 tahun sesuai dengan PP No. 44 Tahun 2019.

“Layanan PAUD bagi anak usia dini sangat penting. Ini bukan semata soal angka, tetapi soal investasi masa depan generasi kita,” tegasnya.

Dwi berharap angka ATS akan mulai menurun secara signifikan seiring dengan dimulainya proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) mendatang.

Program SIPATAS akan dijalankan secara lintas sektor dan didukung oleh berbagai organisasi pendidikan dan sosial di Banyumas. Para kepala SKB, penilik, dan kepala PKBM diharapkan berperan aktif dalam mengidentifikasi, menjangkau, serta mendampingi anak-anak yang berisiko putus sekolah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *