SALURANSATU.COM – Depok – Kondisi Mal ITC Depok kian memprihatinkan. Sepinya pengunjung membuat sejumlah pedagang mengeluh, bahkan sebagian toko terlihat tutup.
Sepinya pembeli berdampak langsung pada omset pedagang, salah satunya Enok, penjual handphone yang sudah berjualan di ITC Depok sejak 2016.
“Omset menurun pak, dulu bisa dapat Rp 25 juta per bulan, sekarang Rp 10 juta aja sudah bagus,” keluh Enok saat ditemui di tokonya, Rabu,(20/8/2025).
Ia mengaku tetap bertahan karena harus membiayai kebutuhan keluarga, termasuk dua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan kuliah. Untuk menutup biaya sewa toko dan kebutuhan sehari-hari, ia mendapat bantuan dari suaminya yang bekerja di Jakarta.
“Alhamdulillah, suami saya bekerja jadi masih bisa bertahan membayar sewa,” tuturnya.
Meski begitu, Enok menyesalkan belum adanya kebijakan keringanan biaya sewa dari pengelola ITC Depok. Ia juga mengeluhkan fasilitas gedung yang dinilai kurang mendukung aktivitas pedagang.
“Kadang listrik, eskalator aja sudah mati sebelum pedagang pulang, jadi mesti lewat tangga darurat,” ungkapnya.
Enok menambahkan, lesunya bisnis tidak hanya dipicu pandemi Covid-19, tetapi juga pergeseran perilaku konsumen yang kini lebih banyak berbelanja secara online.
Pantauan awak media di beberapa lantai ITC Depok memperlihatkan suasana lengang. Para pedagang hanya duduk menunggu pembeli, sementara pengunjung yang datang sebagian besar hanya sekadar melihat-lihat atau bertanya tanpa melakukan transaksi—fenomena yang kerap disebut “Rojali” (Rombongan Jarang Beli) dan “Rohana” (Rombongan Hanya Nanya).
Reporter Muhammad
