SALURANSATU.COM – Sebanyak 70 kepala keluarga warga korban bencana banjir dan tanah longsor di kampung Seupang, desa Pejagan, kecamatan Sajira, kabupaten Lebak, provinsi Banten hingga kini masih menetap di rumah rumah penampungan sementara.
Banjir setinggi kurang lebih 12 meter yang menenggelamkan puluhan rumah di sisi sungai Sepang meninggalkan pilu mendalam juga kerugian materiil yang tak sedikit. Rumah penduduk porak poranda, rata semua dengan tanah.
Salah satunya bangunan sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathlaul Anwar kampung Sepang yang hancur diterjang banjir.
Menurut warga banjir kali ini merupakan yang paling mengerikan sepanjang sejarahnya.
“Rumah saya tinggal tanah aja,” kata Nur, salah satu warga, Selasa (21/1/2020).
Dirinya berharap, bantuan akan semakin banyak datang, minimal pemerintah bisa menempatkan warga di lokasi yang nyaman untuk istirahat karena banyak bayi, anak anak dan orang tua.
“Mungkin bantuan ada, tapi nggak banyak,” imbuhnya.
Ia menyatakan, minimal ada bantuan untuk tempat tidur sementara, sembako dan seragam untuk anak-anak sekolah.
Ketua Aliansi Perempuan Peduli Indonesia (Alppind) kota Bekasi, Laksmi Yantini beserta beberapa anggota yang menyambangi para korban pada Selasa (21/1/2020). Ia menyatakan ini kali kedepalan pihaknya mengantarkan bantuan setelah sebelumnya juga menyalurkan bantuan bagi korban banjir di wilayah Kota Bekasi.
Di Lebak, Alppind memberikan berbagai macam kebutuhan sandang dan pangan bagi para penyintas banjir berupa sembako, gamis, terpal, handuk, telur, biskuit, bumbu dapur, susu, kopi, teh, dan gula.
Sementara itu, sebanyak 49 siswa yang sedang libur panjang tahun baru saat itu, kini tidak bisa lagi bersekolah akibat seluruh perlengkapan dan peralatan hanyut dibawa banjir. Kini mereka hanya ditampung di tempat sementara untuk melanjutkan proses belajar. (denis)