Moderat dan Mencerdaskan
Indeks

Pesantren Yatim & Dhuafa Ini Cetak Hafiz Gratis, Tapi Belum Punya Gedung Sendiri

mega career expo

SALURANSATU.COM – Jakarta – Suasana haru dan bahagia menyelimuti acara wisuda santri angkatan ke-IV di Pesantren Penghafal Al-Qur’an Ibnu Mas’ud, Jakarta Barat. Tangis bahagia tumpah ketika satu per satu para santri — yang mayoritas berasal dari keluarga dhuafa — resmi dilepas kembali ke pelukan keluarga, membawa gelar mulia sebagai Hafiz Qur’an.

Selama berbulan-bulan mereka tinggal, belajar, dan menghafal Al-Qur’an tanpa dipungut biaya sepeser pun. Di balik kesederhanaan fasilitas, para santri tetap istiqamah menjaga Kalamullah di dada mereka.

“Pesantren Al-Qur’an Ibnu Mas’ud hari ini melepas santri angkatan ke-IV sebagai bentuk apresiasi atas perjuangan mereka menjadi ahli Qur’an,” ungkap Pembina Pesantren, Ustadz Syaiful Bahri Lc, pada Minggu (15/6/2025).

Namun di balik wajah-wajah bahagia itu, tersimpan kenyataan getir. Sejak berdiri, pesantren ini belum memiliki tempat dan sarana belajar yang layak. Tak kurang dari 6 kali berpindah tempat harus mereka lalui demi terus menjaga semangat belajar santri.

“Terakhir kami mengontrak di sebuah rumah di Perumahan Taman Alfa, Jakarta Barat. Kami masih berharap ada dermawan yang bersedia mewakafkan tanah atau bangunan agar para santri bisa menghafal dengan tenang dan nyaman,” tutur Ustadz yang akrab disapa Ustadz Saibah.

Pesantren Ibnu Mas’ud dikhususkan bagi anak-anak yatim dan dhuafa, dengan misi mulia: mencetak generasi Qurani yang cerdas, santun, dan tangguh. Setiap santri dibina secara intensif, bukan hanya untuk menghafal, tapi juga memahami dan mengamalkan isi Al-Qur’an.

“Alhamdulillah, Allah selalu menghadirkan orang-orang baik. Guru, pengurus, hingga para donatur yang terus mendukung perjuangan ini,” ujar Ustadz Saibah dengan mata berkaca.

Ia pun menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada para pihak yang sudah membantu, termasuk Yayasan Pendidikan Al-Qur’an Insan Mulia (PAIM), Pusat Studi Indonesia Maju (PSIM), serta para donatur seperti Bapak Tirta dan Ibu Endang, yang selama ini menjadi bagian dari perjalanan pesantren.


Reporter: Muhammad I Edit : Tim Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *