
Oleh : Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Dosen Magister Teknologi Pendidikan, FIP, UMJ
Era disruption sudah di depan mata. Ditandai dengan perubahan tatanan perdagangan, yang berimbas kesemua aspek kehidupan dan sosial.
Hal yang paling terkena dampaknya adalah pada industri ritel dan tranportasi, serta kini merambah ke Dunia pendidikan. Penutupan Gerai Ritel Besar di Indonesia seperti matahari disusul dengan ritel lainnya dalam 2 tahun belakangan ini, adalah hal yang tidak bisa dipungkiri.
Sedangkan di bidang transportasi, perusahaan taksi konvensional gagap menghadapi hal ini seperti perusahaan taksi blue bird yang semakin lama ditinggal para supir dan pelanggannya. begitupun dengan perusahaan taksi lainnya. Mereka tidak mampu bersaing dengan taksi online. Hal ini senada pula dalam bidang pendidikan di beberapa sekolah unggul telah memanfaatkan Teknologi Informasi untuk menggantikan ceramah Guru di kelas, peran Bimbel (bimbingan belajar ) konvensional telah tergantikan oleh online, ruangguru.com.
Akibatnya terjadi perubahan pada struktur pola pikir manusia secara parsial, terkait pekerjaan dan juga berdampak pengangguran di mana-mana. Oleh karena itu harus ada kemampuan lebih bagi para pendidik untuk melakukan perubahan kepada peserta didiknya. Setidaknya pendidik harus memiliki 5 kemampuan untuk bisa menghadapi era Disruption :
1. kompetensi Profesional
Pendidik harus memiliki profesionalitas pada pekerjaannya, yakni
facilitate learning and to improving performance. Menguasai apa yang dikerjakannya, tidak sekadar transformasi pedagogik dan mampu mengembangkan kemampuannya secara holistik dalam penerapan pendidikan Humanism. Pendekatan Humanisme dalam pendidikan
tercipta dengan memposisikan peserta didik sebagai objek sekaligus sebagai subjek pendidikan, salah satunya dengan dapat mengembangkan Bahan Ajar bersama dengan peserta didiknya.
2. Kepercayaan Diri dan Personal image
Pendidik harus memiliki kepercayaan diri yg kuat, agar mampu mengambil resiko diera disruption. selain itu pendidik harus memiliki personal image yg positif yg terbentuk dari kepercayaan diri yg kuat. sehingga mampu menciptakan inovasi dengan kuat untuk menemukan peluang dan gagasan baru dalam dunia Pendidikan ,divusi inovasi yg dilakukan dpt di kembangkan sesuai Analisis awal kebutuhan pesertadidik .
3. Tingkatkan Kemampuan Komunikasi
Di era disruption komunikasi menjadi lebih menonjol. Karena tanpa kemampuan ini, ide-ide Anda akan menjadi barang out of date, tanpa bisa dimengerti. Orang baru paham sesudah momennya berlalu. Oleh karena itu kemampuan komunikasi seorang pendidik bersama peserta didik baik dalam kelas atau lingkungan sosial medianya menjadi krusial di era disruption karena perubahan yang cepat.
4. Memiliki pengembangan Kurikulum lokal, dalam Strategi dan Tujuan
Pendidik harus memiliki arah yang jelas dengan pelaksanaan Kurikulum yang di terapkan di sekolahnya. Strategi pengembangan kurikulum berbasis kerarifan lokal diperlukan
sehingga dapat mengetahui target-target baru capaian industri 4.0, serta membuat rencana tantangan abad 21, agar lulusan dari sekolah kita siap berkompetisi dengan dunia luar.
5. Adaptif dengan IT
Pola Pendidikan di era Disruption harus bisa beradaptasi dengan IT, kalau pendidik gagap dengan IT, pendidik tidak akan bisa profesional dan tidak akan mampu bertahan di era ini.
Lima kemampuan ini diperlukan saat krisis Karakter mulai mereduksi nilai-nilai Pendidikan Nasional di era disruption.