SALURANSATU.COM – Pembangunan Kota Bekasi belakangan ini terus meningkat. Sebagai buktinya masyarakat banyak melihat berbagai pembangunan fisik bangunan seperti Mal, perumahan, apartemen.
Selain pembangunan fisik, ternyata banyak pihak melihat masih ada kekurangan yakni kultur budaya Bekasi yang religius hilang. Hal ini disinyalir karena seiring pembangunan fisik di Kota Bekasi tidak disertai dengan aturan dan persyaratan dalam membangun.
Menurut calon Wali Kota Bekasi nomor urut dua, Nur Sipriyanto, sesuai arahan para ulama kita tidak boleh menghilangkan kultur budaya Bekasi yang religius. Untuk itu kontrol perizinan diperlukan.
“Religius itu bukan dipertahankan soal fisiknya. Musola dan masjidnya ada tapi kita harus menjaga nuansa religinya,” kata mantan anggota DPRD Kota Bekasi tersebut di pertemuan dengan pengurus Muhammadiyah Kota Bekasi pada Kamis (12/4/2018)
Sekarang, kata Nur Supriyanto, banyak bangunan kumuh religius tapi kita akan senang lagi jika
bangunan mewah itu religius juga.
“Artinya kita tidak menolak pembangunan itu. Ketika kita kontrol saat pendirian bangunan, ada persyaratan-persyaratan harus dipenuhi para pengusaha dalam membangun,” tambahnya.
Nur Supriyanto berpendapat ia tidak menolak pembangunan fisik tapi ia ingin menjaga Bekasi yang lebih religius.
“Walaupun ada bangunan apartemen di situ ada masjid megah apalagi jika hidup. Tentu saya jadi wali kota bangga, orang pada sholat di situ juga. Tentu sebagai wali kota saya tidak ingin sendirian jamaah juga harus menikmati pembangunan,” jelasnya di Kamis (12/4/2018) Pondok Dahar Mbah Beres. (*)