Moderat dan Mencerdaskan
Indeks

Pemerintah Pusat dan Provinsi Harus Turun Tangan Atasi Pencemaran DAS Hulu hingga Hilirnya

ppdb2025

SALURANSATU.COM – Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan (Kabid PDL), Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi Masri Wati mengatakan permasalah klasik yang sering terjadi disetiap tahunnya pergantian musim hujan dan kemarau berdampak pada perubahan warna permukaan air di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) akibat dari banyaknya kiriman sampah yang luar biasa banyaknya, selain dari pada pencemaran air sungai oleh perusahaan perusahaan yang berdomisili dibantaran sungai. Hal itu disampaikan di kantornya lantai 7 Plasa Pemkot Bekasi, Selasa (10/1)

“Permasalahan ini klasik hampir setiap tahun pada pergantian musim atau kemarau selalu ada permasalahan seperti itu. Kita seolah gak ada upaya, padahal kita sudah melakukan program untuk meningkatkan kualitas air sungai. Salah satunya dengan program kali bersih,” ujarnya kepada awak media.

BPLH Kota Bekasi juga berharap persoalan ini hendaknya diimbangi dengan kebijakan bersama antar daerah dalam mengatasi pencemaran air sungai di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) dari hulu hingga ke hilirnya. Untuk itu BPLH meminta kepada pemerintah Pusat maupun Provinsi Jawa Barat untuk turun langsung dalam mengatasi penanganan permasalah ini.

“Cuma akan terasa sia sia kalau di hulunya tidak diimbangi dengan kebijakan yang sama. Ini sudah kami sampaikan kepada kabupaten Bogor dan di fasilitasi oleh Provinsi karena kita lintas kabupaten / kota. Kita lagi menunggu kebijakan Provinsi terkait penanganan DAS Cileungsi Bekasi. Kita tidak bisa bekerja sendirian harus ada turun tangan Provinsi maupun Pusat. Tapi juga kita tetap berupaya di hilirnya,” imbuhnya.

Hulunya sungai Bekasi memang di Cileungsi dan menurut Masri Wati informasi yang ia dapat melalui rapat dengan BPLH Kabupaten Bogor sebanyak ratusan perusahaan yang mengais rezeki di sepanjang sungai Cileungsi diakuinya memang sudah mengalami pencemaran lingkungan, dan ini menjadi persoalan serius bagi pemanfaatan air baku untuk suplai air minum.

“dari infonya kemarin saya rapat memang ratusan perusahaan di sepanjang kali Cileungsi mengakui sudah tercemar. BPLH Bogor juga via lisan memang mengakui dari hulu sudah tercemar. Beda cerita kalau hulu dari Jatiluhur atau Cikeas gitu ya, karena Cikeas kan dominan domestik jadi limbah kimiawi tidak terlalu besar,” tutupnya. (Nis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *