SALURANSATU.COM – JAKARTA – Anggota Komisi IV DPR RI, drh Slamet meminta Presiden Joko Widodo untuk tidak sering kali kaget terkait persoalan impor komoditas strategis. Hal itu diungkapkannya ketika menanggapi kekagetan presiden Joko Widodo mengenai impor tepung ikan.
Dalam pertemuan tahunan industri jasa keuangan Jokowi mengatakan bahwa Indonesia adalah eksportir nomor wahid ikan tuna, tongkol dan cakalang namun di sisi lain menjadi importir tepung ikan terbesar dunia.
Slamet mengungkapkan, seharusnya presiden Jokowi sudah memahami hal ini sejak lama bahwa pabrik-pabrik tepung ikan itu kebanyakan terletak di Jawa dan Bali namun bahan bakunya sebagian besar berasal dari Indonesia Timur.
“Akibat sistem logistik perikanan kita masih berbiaya tinggi menyebabkan bahan baku menjadi lebih mahal dari harga tepung ikan impor,” ujarnya di Jakarta Rabu (8/2/2023).
Politisi senior PKS ini mengemukakan fakta bahwa performa logistik nasional masih di logistik atas 24 persen dari PDB nasional yang artinya biaya logistik masih sangat mahal. Mahalnya biaya logistik ini menyebabkan harga-harga bahan baku antar wilayah menjadi tidak kompetitif sehingga pengusaha masih memilih mendatangkan bahan baku impor yang harganya lebih murah.
“Berdasarkan data logistik performance Indeks bank dunia, peringkat Indonesia masih jauh dibawah Singapura, Malaysia dan Thailand bahkan saat ini posisi Indonesia sudah dilewati oleh Vietnam,” ungkap slamet.
Ketua kelompok komisi (Poksi) IV Fraksi PKS ini juga meminta presiden Joko Widodo untuk melihat data lebih dalam bahwasannya memang betul Indonesia adalah eksportir perikanan terbesar ketiga di dunia namun dari segi nilai ekspor posisi Indonesia masih berada di luar 10 besar dunia. Artinya selama ini yang diekspor masih didominasi oleh bahan baku bukan bahan setengah jadi atau bahan jadi.
“Presiden Joko Widodo kan punya visi maritim yang saya rasa cukup baik namun perlu ditopang oleh aksi nyata di lapangan. kita ingin hilirisasi riset melalui penguatan daya saing, industrialisasi perikanan yang melibatkan seluruh stakeholders perikanan agar ekonomi perikanan ini terus tumbuh dan berkembang sehingga bisa menjadi salah satu andalan penopang perekonomian nasional,” pungkasnya. (*)