Oleh: Satria Hadi Lubis
Ketika saudara-saudaranya membuang Nabi Yusuf ke dalam sumur tua agar mati kelaparan, ternyata Nabi Yusuf tetap hidup dalam keadaan segar bugar.
Dipisahkannya dari ayahnya dengan harapan agar Nabi Yusuf dapat dilupakan ternyata sang ayah semakin mengingatnya
Ditinggalkan di tengah hutan belukar yang sepi tidak pernah dilewati orang lain, ternyata justru rombongan kafilah yang menemukannya.
Ketika Nabi Yusuf dijual oleh kafilah tersebut sebagai budak ternyata menjadi jalan baginya menjadi menteri.
Apa yang dilakukan Nabi Yusuf di setiap episode kehidupannya? Beliau tidak melakukan apa-apa. Hanya pasrah dengan segala kelemahan dirinya, BERTAWAKAL kepada Allah Yang Maha Memiliki Segala Kekuatan.
Tetapi lihatlah bagaimana tawakal mengubah mati menjadi hidup, lupa menjadi ingat, sepi menjadi ramai, bahkan budak menjadi menteri.
Maha Benar Allah atas firman-Nya dalam surat Al-Anfaal 64,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللَّهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
“Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu.”