SALURANSATU.COM – Istri bekerja di luar negeri, suami hepi-hepi di kampung halaman lalu nikah siri dengan uang kiriman sang istri.
Inilah salah satu problem sosial yang muncul di beberapa daerah pemasok buruh migran. Hal ini pula yang menyemangati Sri, seorang warga Cirebon Jawa Barat untuk bergerak mengedukasi buruh migran dan keluarganya.
Sosok wanita paruh baya ini adalah penggiat advokasi buruh migran di Cirebon. Siang malam Ia terjun ke daerah-daerah untuk membantu urusan-urusan pekerja migran.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak berdiam diri melihat upaya serius Sri. Begitu juga sebaliknya, Sri merasa PKS, institusi yang tepat untuk diajak berjuang bersama.
Sri bergabung ke PKS untuk lebih mengembangkan diri demi membantu para pekerja migran Indonesia atau yang lebih dikenal TKI.
PKS berusaha untuk berkontribusi bagi Pekerja Migran Indonesia atau TKI. Bentuknya berupa pelatihan dan pengembangan pengetahuan PMI. Pengembangan mental spiritual agar PMI senantiasa berjiwa sehat dekat dengan Tuhannya dan sehat kehidupannya tidak terjerembab dalam kehidupan kemaksiatan dan keglamoran dunia.
“Pendidikan mengatur keuangan sehingga tidak salah dalam menggunakan keuangannya,” demikian pemaparan materi oleh Ketua Pekerja Migran Indonesia Bidang Ketenagakerjaan DPP PKS, Faturahman di Cirebon, Sabtu (20/8/2022).
“Kegiatan pendidikan organisasi pekerja migran tentunya bukti keberpihakan PKS kepada pekerja yang telah memberikan kontribusi devisa yang besar bagi negara. PKS Jawa Barat bersinergi dengan DPD PKS se Jawa Barat untuk memberikan pelayanan yang maksimal dan membuat terobosan agar PMI ini bisa hidup sehat selamat duni akhirat,” ungkap pembicara lainnya, Deputi PMI DPW PKS Jawa Barat Yusuf Salmon.
Ia mengatakan siap turun ke daerah-daerah untuk bersinergi dalam melakukan pelayanan kemasyarakatan di Jawa Barat.
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR-RI Netty Heryawan di tempat yang sama mengatakan bahwa Indonesia sangat luas sehingga tentunya terlalu congkak jika keberhasilan republik itu di klaim oleh segelintir orang saja. “Bahu membahu saling mengisi dalam rangka mensejahterakan rakyatnya. Bahu membahu untuk untuk meningkatkan kapasitas masyarakat agar memperoleh kesempatan kerja,” katanya.
Khusus ketenagakerjaan migran, menurutnya memiliki dua dimensi. Sukses dan gagal menjadi dua sisi mata uang. Kerja di luar negeri sangat erat dengan human trafficking hingga paling buruk adalah kematian.
“Seabrek permasalahan dunia kerja di luar negeri semuanya berawal dari negeri kita sendiri. 70 persen permasalahan warga kita berawal dari start di negeri sendiri,” demikian pemaparan Netty Prasetiyani Heryawan.