Moderat dan Mencerdaskan
Indeks

Yusuf Salmon Deputi Pekerja Migran DPW PKS Jabar Aktor Dibalik Kepulangan TKW Asal Sukabumi

ppdb2025

SALURANSATU.COM, Kabupaten Sukabumi – Adalah Yusuf Salmon aktivis kemanusiaan Indonesia, namanya tidak populer di media pemberitaan lokal maupun nasional. Ia berhasil membawa pulang TKW asal Sukabumi yang menghilang setelah 17 tahun lamanya di negeri orang.

Kepiawaian dan segudang pengalaman Yusuf Salmon yang juga sebagai ketua Deputi Pekerja Migran, DPW PKS Jawa Barat patut diacungkan jempol, ia menjadi orang yang berada dibalik pemulangan Salamah TKW asal Sukabumi

Salamah (40), seorang perempuan asal kampung Selakopi, desa Cimerang, kecamatan Purabaya, kabupaten Sukabumi ini akhirnya bisa kembali ke rumahnya setelah 17 tahun berada di luar negeri menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) putus kontak dengan keluarganya.

Yusuf menceritakan bahwa proses kepulangan Salamah sendiri terbilang cukup rumit karena kondisi psikis Salamah nampaknya juga terganggu sehingga sulit dimintai keterangan.

“Salamah 17 tahun dari mulai keberangkatan sudah lost contact. tidak ada kabar sampai menurut keluarganya di kampung Sukabumi 4 tahun ditinggal pergi suaminya pun langsung menceraikannya karena ketidakjelasan tersebut terus dan terus akhirnya waktu sampailah kurang lebih 8 tahun dari keberangkatan Salamah ada berita.
Ada orang yang datang ke kampungnya yang ternyata ia satu pekerjaan dengan Salamah tapi beda rumah. Perempuan itu adalah orang Banten, Sukarni namanya. Sengaja datang ke rumah Salamah karena pernah diberikan alamat oleh Salamah,” kata Yusuf saat dihubungi, Jumat (4/2/2022).

Sukarni menceritakan Salamah bekerja tanpa dibayar dan bekerja di bawah tekanan.

Yusuf mengatakan kedutaan besar RI di Kuwait pun belum bisa bergerak sampai tahun 2018. Tahun 2019 baru bisa bergerak melalui YBS yang berniat memperpanjang paspor. Di sana keluarga meminta bantuan untuk kepulangan Salamah.

Pihak kedutaan pun kembali berkomunikasi dengan Salamah. Namun, karena Salamah masih terlihat tertekan, ia masih belum mau pulang sehingga Kedutaan tak bisa berbuat apa-apa.

“Sampailah tahun kemarin. Hampir dua bulan kemarin lah, saya dapatkan aduan dari teman-teman DPC PKS mengkonfirmasi untuk minta advokasi. Karena saya terus bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Dan kebetulan dekat dengan PIP PKS Kuwait. Saya mulai kontak dan minta bantuan beliau, kang Sandi namanya, ketua perwakilan PKS Kuwait. Dan Alhamdulillah beliau responsif. Setelah berkomunikasi dengan pihak kedutaan, Salamah dinyatakan tidak ada masalah. Namun saya bilang ke Kang Sandi, ini tidak wajar,” kata Yusuf.

“Akhirnya saya dengan bismillah lagi saya menguatkan lagi komunikasi saya dengan teman yang lain agar Salamah pulang. Kang Sandi dengan semangat juga segera menemui bapak Dubes langsung dan berdiskusi,” tambahnya.

Saat proses pemanggilan majikan Salamah ke kedutaan besar, ada kabar bahwa Salamah sudah ada di Jakarta.
Setelah ditelusuri kabarnya Salamah dibuang di bandara dengan bekal uang 800.000 jika dirupiahkan. Satu pesawat dengan orang Bandung yang bekerja di Dubai, Salamah akhirnya ikut bersama dikarantina di Jakarta. Akhirnya pihak Yusuf dan PKS meminta bantuan teman sekamar Salamah selama masa karantina untuk memperhatikan dan menjaganya dan orang luar tidak boleh ada yang memaksa komunikasi dengan Salamah kecuali pihak yang akan melakukan pendampingan.

Setelah selesai karantina dan pulang, Salamah baru mau bicara setelah banyak orang datang ke rumahnya yakni media, pejabat setempat dan Masyarakat sekitar. Karena saat itu Salamah bicara dengan bahasa Arab dan pihak Yusuf maupun PKS belum mendapat titik temu persoalan utama Salamah ini. Hanya saja mereka menduga, dengan kondisi psikis Salamah yang masih tidak stabil, ada perlakuan majikannya di Kuwait yang tidak mengenakan. Bahkan tangan Salamah nampak selalu tertutup sarung tangan juga menambah kecurigaan.

Yusuf berharap pengawalan kasus Salamah ini tetap berlanjut hingga ditemukan jawaban pasti persoalan ini. (*)