SALURANSATU.COM, Lumajang – Tim SAR BSMI terus melakukan pencarian korban diduga tertimbun abu vulkanik dari bencana awan panas guguran Gunung Semeru hingga Senin (13/12).
Ketua Tim Relawan BSMI Agus Setiawan mengatakan, tim bersama Basarnas dan potensi SAR dengan dukungan alat radar dari TNI AD Yon Zipur 10 Pasuruan melakukan pencarian diduga ada korban dengan metode Marking Detection.
Agus menyebut rescue radar ini dilakukan karena situasi timbunan yang sangat tebal dan area pencarian yang luas.
“Radar detection kita pakai untuk memetakan perkiraan ada korban yang masih tertimbun. Data awal kita pakai dari peta lokasi, keterangan saksi, foto-foto sebagai petunjuk awal,” ungkap Agus.
Agus menyebut BSMI dipercaya membuat analisa pemetaan area posisi jenazah korban menggunakan radar rescue oleh Basarnas. Pemetaan dengan rescue radar membuahkan hasil beberapa titik diduga ada jenazah. Persoalan selanjutnya adalah proses penggalian yang membutuhkan alat berat.
“Tim langsung berkoordinasi dengan Basarnas dan ESDM untuk alat berat karena dengan radar sinyal rescue ini pendeteksian cukup dalam letaknya,” ungkap Agus.
Tim SAR BSMI Amin Kuat menambahkan, tim juga berencana akan menggunakan metal detektor karena diduga masih banyak truk pengangkut pasir yang tertimbun.
“Jadi tetap kita cari karena waktu itu kita menemukan satu jenazah operator alat berat di lokasi penambangan pasir ini,” ujar Amin.
Amin mengatakan, saat ini lokasi yang disisir menggunakan radar rescue sudah steril dan mulai dilakukan penandaan.
“Jadi PR besar selanjutnya memang proses penggalian karena alat berat terbatas, sehingga nanti kita koordinasi dengan warga setempat untuk ke depan bisa melakukan proses penggalian,” ujar Amin.
Selain itu kendala yang muncul adalah penggantian kelengkapan APD rescue yang harus selalu berganti setiap hari.
“Sampai Senin (13/11) proses pencarian terus dilakukan dan BSMI masuk ke dalam tim utama karena salah satu syaratnya harus memiliki APD rescue lengkap demi keselamatan tim pencari itu sendiri. Tapi harus berganti setiap hari seperti kaus kaki, sarung tangan itu yang kebutuhannya masih kurang,” ungkap Amin.