Moderat dan Mencerdaskan
Indeks
Jabar  

SDC UMKM 'Bangkit Produktif Atau Gulung Tikar saat Pandemi COVID 19?'

ppdb2025

Kasus Pandemi Covid 19 terus meningkat dari waktu ke waktu dan berdampak besar pada semua sektor usaha di tanah air baik koperasi maupun UMKM. “Namun kondisi ini bukan berarti kehidupan terhenti tetapi harus terus bangkit untuk produktif, Tegas Aji Ali Sabana koordinator SDC UMKM, Ahad (27/9/2020).
Komunitas UMKM Kota Bekasi yang tergabung dalam SDC terus bergerak melakukan kegiatan pembinaan rutin bulanan dalam bentuk seminar dan pameran produk baik offline maupun online Zoom Meeting dengan tema ‘Pengembangan Wirausaha baru dalam Meningkatkan Produktivitas di masa pandemi Covid19’. Kegiatan ini bertempat di Room Meeting Resto Margajaya Jl.Kemakmuran, pada 24 September 2020.
Antusias peserta begitu besar namun karena kondisi covid akhirnya dibatasi hanya 48 peserta UMKM Sekota Bekasi, sisanya melalui Zoom. Narasumbernya dari Forderum dan tim yang men-support kegiatan yakni Pegadaian dan Disnaker Kota Bekasi. Kegiatan ini bertujuan memperkuat jejaring UMKM dan membangun kemitraan dengan berbagai pihak terkait baik swasta maupun pemerintah.
Aji Ali Sabana koordinator SDC UMKM, yang juga pengurus Kadin Kota Bekasi, menegaskan kembali bahwa dampak pandemi covid 19 sektor usaha UMKM kuliner restoran terjun bebas alias anjlok 90 persen dari kondisi normal.
Secara umum usaha UMKM masih merayap, mengingat dampaknya hampir semua sektor usaha termasuk pemerintah melakukan rasionalisasi, merumahkan pegawai dan memangkas belanja rutin, efeknya roda ekonomi stagnan bisa tergambar pertumbuhan ekonomi kwartal ke 2 secara nasional minus 5.32 persen (sumber BPS).
Aji Ali Sabana koordinator SDC UMKM kota Bekasi yang juga ketum Apampi, menegaskan bahwa peran pemerintah masih harus ditingkatkan terkait kebijakan relaksasi kredit UMKM yang tajam ke atas tumpul ke bawah, “artinya tidak sinkron di lapangan faktanya banyak kendaraan usaha UMKM maupun pelaku usaha ojek mandiri yang ditarik, lembaga keuangan perbankkan terus menagih kewajiban kredit bahkan mungkin melelang aset, ini tidak bisa dibiarkan. Di samping itu juga terkait kebijakan insentif pajak, kelonggaran biaya beban listrik UMKM dalam jangka panjang sampai usaha pulih,” tegasnya.
“Usaha secara umum lagi menghadapi sakratul maut antara bertahan atau gulung tikar,” tukas Aji.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *