SALURANSATU.COM – Kota Bekasi – Seiring meningkatnya kasus demam berdarah di Indonesia diperlukan kepedulian yang kuat untuk membangun gaya hidup yang sehat agar terhindar dari demam berdarah. Dengue atau demam berdarah telah menjadi momok dari beberapa dekade di Indonesia sehingga dinyatakan sebagai negara hiper-endemis dengue.
Melihat hal ini, RS Siloam Bekasi Sepanjang Jaya memberikan edukasi “Efektivitas & Amankah Vaksin Dengue” pada anak dan orang dewasa ke masyarakat terkait pentingnya pencegahan terhadap penyakit demam berdarah dengan melakukan vaksinasi demam berdarah. Dengan narasumber
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr.
Reinaldo Alexander, Sp.PD dan Dokter Spesialis Anak dr Carla Pusparani, Sp.A.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dr. Reinaldo Alexander, S.PD, mengatakan, “Bakteri wolbachia, yang ditemukan secara alami pada nyamuk, telah terbukti efektif dalam menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk. Ini merupakan langkah maju dalam pengendalian populasi nyamuk Aedes yang menjadi vektor penyakit dengue. Meskipun masih dalam tahap uji coba, hasil awal menunjukkan potensi besar dalam menekan penyebaran virus dengue,” ujarnya, Kamis (10/8/2023).
Namun, kendati terdapat inovasi yang menjanjikan, ketersediaan vaksin dengue masih memerlukan perhatian. Saat ini, vaksin dengue seperti Chimeric Yellow Fever Tetravalent Dengue Vaccine (CYD-TDV) dan TAK-003 Vaccine masih berbayar dan hanya dapat diakses oleh mereka yang mampu. Meskipun demikian, harapan untuk menjadikan vaksin dengue sebagai bagian dari program pemerintah tidak dapat diabaikan.
Vaksin CYD-TDV, yang baru-baru ini dimasukkan ke dalam jadwal imunisasi IDAI tahun 2023. Namun, pemberian vaksin ini harus didahului oleh pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa keberadaan NS-1, IgM, atau IgG anti dengue untuk membuktikan belum pernah terinfeksi demam berdarah sebelumnya. Vaksin ini ditujukan untuk individu usia 9-16 tahun dengan jadwal pemberian 3 dosis dalam interval 3 bulan.
Sementara itu, TAK-003 Vaccine menjadi vaksin dengue pertama yang masuk ke jadwal imunisasi IDAI. Vaksin ini direkomendasikan bagi individu usia 6-45 tahun dengan jadwal pemberian 2 dosis dalam interval 6 bulan.
“Data menunjukkan bahwa efektivitas vaksin terutama terlihat pada anak-anak, dengan potensi mengurangi risiko terkena penyakit dengue hingga 70% dan mencegah keparahan gejala hingga 90%. Meskipun demikian, ada beberapa kelompok yang tidak disarankan untuk menerima vaksin dengue, seperti individu dengan HIV atau imunodefisiensi, serta yang memiliki riwayat alergi terhadap imunisasi,” jelas Dr. Carla.
Penting untuk mencatat bahwa jumlah kasus penyakit dengue masih signifikan, dengan data quick count tahun 2023 mencatat 42 ribu kasus dan 317 kematian. Konsultasi dengan dokter sebelum menjalani vaksinasi dianjurkan, terutama dalam hal jarak pemberian dan persyaratan pemeriksaan laboratorium.
Sementara vaksin dengue terus mengalami perkembangan, informasi tentang harga vaksin masih menjadi perhatian. Kisaran harga satu kali suntik vaksin dengue berkisar antara 800-900 ribu rupiah, yang menjadi pertimbangan penting bagi masyarakat.
Selain itu, perlu dipahami bahwa vaksin tidak menyebabkan overdosis pada anak, karena tujuannya adalah untuk meningkatkan sistem imun tubuh. Namun, penting untuk tetap mengikuti pedoman dan arahan dari tenaga medis yang berkompeten dalam pemberian vaksinasi.
Dengan adanya inovasi vaksinasi dan kerjasama antara dokter spesialis, ilmuwan, dan pemerintah, harapannya adalah mengurangi beban penyakit dengue dan melindungi generasi mendatang dari risiko infeksi virus yang berbahaya.