Moderat dan Mencerdaskan Masyarakat
Indeks
Hikmah  

Dunia Datang Kepadaku untuk Merusak Akhiratku

Ilustrasi: Hidayatullah

pilkada

Amirul Mukminun Umar ra mengangkat Said bin Amr al Jumahi sebagai gubernur Himsh, Umar bertanya kepadanya, “Aku akan menetapkan gaji untukmu.”

Said menjawab, “Apa yang aku lakukan dengan gaji itu wahai Amirul Mukminin? Pemberian dari baitul maal kepadaku melebihi kebutuhanku.” Said pun berangkat ke Himsh menunaikan tugasnya.

Tidak lama berselang, Amirul Mukminin Umar bin Khatthab ra didatangi oleh orang-orang yang bisa dipercaya dari penduduk Himsh, Umar berkata kepada mereka, “Tulislah nama penduduk miskin dari Himsh agar aku bisa membantu mereka.”

Mereka menulis dalam sebuah lembaran, di dalamnya tercantum nama fulan dan fulan serta Said bin Amir.

Umar bertanya, “Siapa Said bin Amir?”

Mereka menjawab, “Gubernur kami.”

Umar menegaskan, “Gubernur kalian miskin?”

Mereka menjawab, “Benar di rumahnya tidak pernah dinyalakan api dalam waktu yang cukup lama.”

Maka Umar menangis hingga air matanya membasahi janggutnya, kemudian dia mengambil seribu dinar dan memasukkannya ke dalam sebuah kantong. Umar berkata, “Sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya bahwa Amirul Mukminin mengirimkan harta ini agar kamu bisa menggunakannya untuk memenuhi kebutuhanmu.”

Delegasi pun pulang dan mendatangi rumah Said dengan menyerahkan kantong dari Umar bin Khatthab. Said melihatnya dan ternyata isinya adalah dinar, maka dia menyingkirkannya seraya berkata, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” Seolah-olah Said sedang ditimpa musibah besar atau perkara berat.

Istrinya datang tergopoh-gopoh dengan penuh kecemasan, dia berkata, “Apa yang terjadi wahai Said? Apakah Amirul Mukimin wafat?”

Said menjawab, “Lebih besar dari itu.”

Istrinya bertanya, “Apa yang lebih besar dari itu ?”

Said menjawab, “DUNIA DATANG KEPADAKU UNTUK MERUSAK AKHIRATKU, SEBUAH FITNAH TELAH MENERPA RUMAHKU.”

Istrinya berkata, “Engkau harus berlepas diri darinya,” Dia belum mengerti apa pun terkait dengan perkara dinar tersebut.

Said bertanya, “Kamu bersedia membantuku?”

Istrinya menjawab, “Ya”

Maka Said mengambil dinar itu, memasukkannya ke dalam kantong-kantong dan membagi-baginya kepada kaum muslimin yang miskin.

Masya Allah..Itulah pribadi Said bin Amir, semoga Allah meridhoinya. Seorang gubernur yang miskin dan mendahulukan rakyatnya walau ia sendiri miskin.

Cerita ini seperti khayal, padahal nyata. Apalagi jika melihatnya dengan perspektif jaman sekarang. Dimana kita melihat para pejabat sibuk memperkaya diri, bahkan dengan harta yang haram : korupsi, kolusi dan nepotisme.

Indah sekali perkataan Said ketika ia menerima kiriman uang dari Umar ra, “DUNIA DATANG KEPADAKU UNTUK MERUSAK AKHIRATKU, SEBUAH FITNAH TELAH MENERPA RUMAHKU.”

Tak mungkin perkataan ini keluar dari lidah manusia yang cinta dunia dan takut mati. Tapi pasti datang dari manusia yang beriman yang matanya selalu menengadah ke langit membayangkan negeri akhirat dan bertemu Allah ta’ala yang dirindukannya.

Wahai Said…semoga engkau mendapatkan apa yang engkau inginkan…

“Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui” (Qs. Al Ankabut ayat 5).

Oleh: Satria hadi lubis