Bekasi – Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PKS Nur Azizah Tamhid, mendukung penuh Kelompok Pengemudi Ojek Online Wanita (Ladies Speed) di Kota Bekasi yang melakukan aksi sosial dan keagamaan. Dengan mendirikan Majelis Taklim Ladies Speed dan mendirikan Rumah Perlindungan Anak bagi anak-anak para pengemudi ojek online yang menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Hal itu disampaikan Nur Azizah dalam kegiatan Seminar Sosialisasi Peran Organisasi Keagamaan dan Kemasyarakatan Dalam Perlindungan Perempuan dan Anak, yang diselenggarakan melalui Kerjasama Nur Azizah selaku Anggota Komisi VIII DPR RI bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KemenPPPA RI), pada SAbtu (16/10) di Jl. Kemakmuran No. 45, Kota Bekasi.
Heni Fitrianti, Ketua Majelis Taklim Ojek Online se Indonesia sekaligus Ketua Ladies Speed Nasional, menyampaikan sangat bergembira karena diberi kesempatan untuk dapat bertemu langsung dengan Nur Azizah.
“Saya hadir di sini karena takdir Allah dan saya sangat bersyukur. Saya ingin teman-teman saya khususnya yang di Bekasi ini dapat terhubung langsung dengan para motivator, seperti Ibu Nur,” ungkap Heni.
Heni yang berdomisili di Kota Bogor ini sengaja datang ke Bekasi untuk bertemu Nur Azizah. Ia juga menceritakan di hadapan Nur Azizah bahwa saat ini, di setiap pekan ibu-ibu Majelis Taklim Ladies Speed rutin mengadakan pos-pos pengajian dengan berpakaian lengkap Ojol.
“Setelah dari pengajian mereka langsung menarik. Alhamdulilah Majelis Taklim ibu-ibu Ojol ini sudah berjalan selama 6 bulan di Kota Bekasi. Di Jatiasih,” imbuhnya.
Heni turut menyampaikan, ia bersama para anggota Majelis Taklim ini juga konsern pada permasalahan anak. Kini Heni membuka Rumah Ojol untuk anak-anak yang putus sekolah, dari mulai SD, SMP dan SMA mereka makan dari donasi para ojol berupa ovo 2.000.
Donasi ini secara rutin dikumpulkan setiap pagi, dan merupakan infaq subuh para ojol. “Karena saya tidak punya Lembaga, jadi saya cukup mengajarkan mereka seadanya. Yang mondok itu saat ini ada di sebelah rumah saya, rumah itu dipinjamkan juga setiap hari untuk mereka sekolah. Mereka ini merupakan korban kekerasan dari orangtuanya,” papar Heni.
Terkait masalah anak korban KDRT ini Heni turut menyampaikan dalam sehari ia menerima hampir 2.000 pesan dari orangtua korban KDRT. Banyak dari mereka mengadukan kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anaknya. “Di situ saya bingung, kepada siapa kami harus mengadu? Sedangkan saya juga di sini sama, saya ojol, suami saya juga ojol”, kata Heni.
Heni berharap melalui Nur Azizah yang turut concern pada masalah perlindungan anak bisa menyampaikan aspirasinya. “Saya ingin agar pemerintah turut membantu upaya kami melindungi anak-anak ojol korban KDRT ini. Semoga kedepannya dari KemenPPPA juga bisa turut membantu kami. Khususnya anak-anak yang saat ini kami tampung. Mereka juga punya hak yang sama, mereka butuh perlindungan”, jelas Heni.
Menanggapi hal tersebut, Nur Azizah sangat mengapresiasi upaya Heni yang berperan besar terhadap kesejahteraan perempuan dan ana-anak ojol ini. Nur Azizah turut menyuarakan agar ini menjadi perhatian KemenPPPA untuk melakukan upaya koordinasi dengan dinas-dinas terkait seperti dinas Pendidikan untuk dapat memberikan ruang khusus guna pemenuhan hak anak-anak dalam mendapatkan Pendidikan. Selain itu koordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak setempat untuk melakukan pendampingan bagi anak-anak korban KDRT ini.
“Untuk mengatasi permasalahan ini melalui KemenPPPA harus ada upaya koordinasi lanjutan dengan dinas-dinas terkait untuk pemenuhan hak anak-anak ini. Saya salut, dengan adanya Majelis Taklim Ladies Speed ini dapat menjadi wadah tidak hanya menimba ilmu agama, tapi juga menjadi wadah aksi-aksi sosial kemasyarakatan. Semoga bisa terus berkembang dan membawa banyak kebermanfaatan,” pungkas Nur Azizah.