Moderat dan Mencerdaskan Masyarakat
Indeks

Belajar Pendidikan Karakter Sekolah Dasar dari Jepang

SALURANSATU.COM – Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) 2 Kota Bekasi, Agus Setiawan menyatakan kunjungan sejumlah pelajar dari SMS Saikyo Kyoto, Jepang ke sekolahnya dalam rangka bertukar informasi seputar budaya kedua negara. Kata Agus, banyak hal yang bisa dijadikan inspirasi untuk kemajuan pendidikan jika melihat kultur masyarakat Jepang. Hal inilah yang membuat Kepala SMKN 2 Kota Bekasi berniat mengadopsi beberapa hal.
“Kultur masyarakat Jepang positif. Banyak permainan tradisional yang tidak diketahui oleh luar. Permainan yang mereka perkenalkan ke kita. kita juga memperkenalkan budaya kita. Seni tradisional seperti tari, angklung dan gamelan. Mereka juga memperkenalakn makanan, bahasa, terutama karakter yang di Jepang itu. bagaimana budaya yang benar saat ada orang yang berbicara. Budaya menghargai itu perlu diadopsi,” kata Agus saat dihubungi saluransatu.com, Kamis (15/3/2018).
Adapun semangat belajar pelajar Jepang yang patut ditiru, kata Agus adalah ketekunan dan pembentukan karakter sejak dini.
“Mereka bisa serius hingga menjadi berkualitas itu karena pembiasaan pada saat sekolah grade awal/ TK tidak seperti di kita. Kalau di kita TK sudah disuruh menulis baca, hitung. Nah, ketika saya bincang-bincang dengan mereka,
pendidikan yamg paling awal itu adalah seperti budaya mendengarkan (menghargai saat orang berbicara), membersihkan toilet dan mengantre. Awal fondasinya seperti itu,” imbuhnya.
Memang, Agus mengakui ada perbedaan yang besar pelajar sana dengan pelajar Indonesia. Pelajar di Indonesia kadang-kadang masih sulit mendengarkan guru saat menerangkan atau berbicara di depan kelas atau di mana pun, “Kalau di kita kadang-kadang guru bicara malah rame,” sahutnya.
Intinya, yang perlu dicontoh dan diadopsi dari budaya Jepang adalah kerapiannya, disiplin dan menghargai waktu dan toleransinya tinggi.
“Pelajar sendiri di sana semangat belajar mereka itu serba ingin tahu. Jadi ingin selalu mencoba hal baru. Jadi ini
sesuatu yang baik yang harus diadopsi terutama peletakan dasar yang paling dasar di level Pra sekolah harus diisi hal-hal baik tadi. Pendidikan karakter yang utama. Dari awal pendidikan itu kita biara masa keemasan orang itu ketika pra sekolah. Tidak perlu siswa itu dipaksa (menguasai baca tulis hitung) seperti itu,
karakternya dulu. Dari situ akan lebih mudah menerima pengetahuan apapun,” tukasnya.
Adapun bicara rencana kerjasama ke depan, mengatakan biasanya setelah lulus akan ada siswa/i yang diberangkatkan kuliah ke Jepang sambil magang di perusahaan Jepang.
mengakui, di Jepang sebenarnya yang dibutuhkan adalah Sumber Daya Manusia karena populasinya tidak sebanyak di negra lainnya.
“Mereka (Jepang) itu welcome. Mereka itu mengakui SDM kurang orang karena populasinya menurun. Jadi bukan bukan butuh uang lagi, tapi orang,” katanya. (Aal)
Image by: Google

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *