SALURANSATU.COM – “From Nothing To Something” itulah yang barangkali patut disematkan kepada Komunitas Pejuang Shubuh.
Hadi E. Salim, pendiri komunitas Pejuang Shubuh bercerita mengenai dirinya, setelah memilih Islam pada tahun 1997 ia masih jarang sholat lima waktu, sering ke club malam, hingga pada tahun 2005 hidayah menyapanya.
“Jujur saja, dulu saya sempat terlibat pergaulan malam, dan saya pikir hidup saya akan begini-begini saja tidak ada perubahan” Urainya pada buku Pejuang Shubuh halaman 20.
Hingga akhirnya ia diajak temannya untuk i’tikaf, kemudian bertemu kawannya, Iman Rivani yang telah menjalani sholat Subuh selama 40 hari tanpa putus. Dari sanalah Komunitas Pejuang Shubuh terbentuk.
Begitu pula dengan Muhammad Iqbal Tawakkal dan Eko Juwi Fahrian saat bekasimedia.com bertemu di BIFEST 2015 (25/4/2015). Dua pemuda yang bergabung dengan Komunitas Pejuang Shubuh di Bekasi. Menurut penuturan Iqbal, Pejuang Shubuh di Bekasi didirikan sejak bulan Januari 2014. Dengan anggota mencapai 30 orang.
Ketika ditanya alasan mengapa Iqbal ikut Pejuang Shubuh, Iqbal menjawab, “Dulu, waktu sesudah sholat pernah menyelipkan doa seperti ini, “Ya Alloh jadikan saya menjadi penolong agama-Mu dan untuk berdakwah.” Alhamdulillah, Allah mempertemukan saya di Pejuang Shubuh Bekasi. Insya Allah untuk memperbaiki diri saya dan berdakwah di Bekasi.”
Hampir sama dengan Eko. Eko mengenal komunitas Pejuang Shubuh justru dari broadcast Whatsapp. Eko pun bercerita bagaimana cara ia bisa ikut komunitas tersebut. Hingga ia harus ke Tangerang dan masuk kepengurusan di Bekasi. Dulu dia jarang sekali shalat lima waktu apalagi shalat di mesjid. “Sekarang saya sudah berubah. Sering sholat di mesjid, dan sholat shubuh berjamah.” tuturnya.
Menurut Iqbal yang juga divisi IT di Pejuang Shubuh Bekasi, “Pejuang shubuh mempunyai banyak program. Ada kajian bulanan di Mesjid Baiturrahman Duren Jaya. Sekarang jadi Basecamp. Waktu pertama launching di masjid summarecon, kemudian Al-Barkah, terakhir di Masjid Baiturrahman. Nanti akan pindah-pindah ke tiap mesjid.”
Eko yang juga mengemban tugas sebagai divisi pendidikan menambahkan, “Selain itu ada Berteman on The Street, itu di CFD,”
“Biasanya kita tebar hijab dan peci di CFD, sebagai dakwah secara nyata di pejuang shubuh. Sebelumnya dakwah on the street.” Sela Iqbal kepada bekasimedia.
“Kemudian shubuh keliling. Anggota pejuang shubuhnya keliling masjid. Lalu Pejuang shubuh On The School untuk mempromosikan Pejuang Shubuh sendiri. Kita juga ada mutabaah sholat 40 hari. Bila pria dan wanita lulus akan diberi label mujahid. Bila nggak lulus 40 hari harus ngulang lagi,” tambah Iqbal.
Kini pejuang shubuh Bekasi semakin diminati dan akan bertambah dengan banyaknya pemuda yang ingin mengubah hidupnya untuk hari yang lebih baik.
untuk tahu info seputar Pejuang Shubuh Bekasi bisa kontak mereka lewat twitter @PSBekasi. (i)