SALURANSATU.COM – Situasi liburan kali ini, dianggap dapat berdampak buruk bila kita tidak mewaspadai varian baru Covid 19 Omicron. Bukan berarti kita takut. Namun alangkah baiknya bila diantisipasi, terutama keselamatan anak anak ketika menjalani liburan.
Tentunya tidak ada orangtua yang ingin anak-anaknya sakit ketika dalam perjalanan atau menikmati liburan, dengan harapan keluarga dapat menjalaninya dengan baik, gembira dan tenang tanpa sakit.
Bahwa hak keselamatan dan hak hidup lebih utama untuk anak, dibandingkan hal lainnya dalam situasi varian baru Omicron. Begitu juga pentingnya memperhatikan informasi BMKG, terkait perubahan iklim di tempat-tempat wisata dan lokasi perjalanan yang akan ditempuh. Dalam antisipasi perubahan iklim dan pergerakan alam sewaktu waktu.
Begitupun penanggung jawab tempat tempat destinasi wisata, transportasi, fasilitas selama perjalanan, penting mendukung dalam mengejar target vaksin untuk anak, agar mereka dapat menjalani liburan dengan tenang.
Anak-anak juga harus terbebas dari segala bentuk eksploitasi di tempat tempat liburan, karena kurangnya aspek keselamatan, berdesakan, antrean panjang, ancaman terpisahnya orang tua dan anak di tempat liburan dan akses cepat bila terjadi situasi darurat baik keselamatan maupun pengobatan. Hal hal tersebut harus menjadi perhatian pemilik wisata selama liburan Nataru kali ini. Karena seringnya peristiwa tempat destinasi wisata dan hiburan menelan korban yang tak perlu, jika diantisipasi sejak awal.
Begitupun praktik eksploitasi pekerja-anak, eksploitasi seksual anak yang potensi dan kerap terjadi di tempat-tempat pariwisata, baik pelakunya wisatawan, maupun pelaku anak. Terutama di momen pergantian tahun.
Salah satu hal kecil perayaan pergerakan perjuangan perempuan di Hari Ibu 22 Desember adalah pergerakan para Ibu dalam memperjuangkan anak-anaknya untuk segera mendapatkan vaksin Covid-19. Karena bagaimanapun Ibulah yang seringkali mengambil tanggung jawab lebih kepada ana-anaknya, terutama dalam liburan Nataru kali ini. Sehingga penting para suami, kakak, para anggota keluarga mendukung tugas dan tanggung jawab Ibu selama perjalanan liburan, dimulai dengan melindungi si kecil.
Apa caranya agar si kecil bisa aman dan tenang selama proses vaksin?
Berikut adalah beberapa hal yang patut di baca dan di laksanakan sebelum mendukung Ibu dan Anak dalam penyelenggaraan vaksin;
Seringkali anak mengalami trauma mendengar kata suntik. Hal ini terjadi karena kebiasaan orang dewasa menakutinya dengan kata ‘suntik’. Misal saja, “nanti mama bawa suntik ke dokter lho, kalau tidak mau makan. Awas kalau nakal ‘disuntik lho,”.
Dan masih banyak lagi, atas nama suntik, menakuti anak agar melakukan sesuatu yang diinginkan. Seringkali peristiwa ini sangat membekas untuk anak, sehingga ketika masuk waktu imunisasi, vaksin atau disuntik anak anak diserang ketakutan berlebih.
Untuk itu keluarga disarankan melakukan hal hal sebagai berikut:
1. Bagi orang tua yang pernah menakuti anak dengan kata suntik, hendaknya meminta maaf pada anak, dan sampaikan bahwa suntik adalah bagian sangat penting dalam menjaga kesehatan. Karena dengan disuntik anak-anak terhindar dari kondisi kesehatan yang sangat buruk sampai mereka dewasa nanti.
2. Pastikan sebelum vaksin, anak-anak mendapatkan asupan makanan yang tidak memicu reaksi pencernaan seperti kepedasan, sakit perut. Melakukan aktivitas yang terlalu banyak mengeluarkan energi, sehingga memicu suhu badan naik atau kelelahan.
3. Sebaiknya dengarkan pendapat anak tentang disuntik. Bila anak melakukan hal yang menunjukkan sikap tidak mau divaksin, jangan pernah dimarahi, karena akan semakin membenarkan sikapnya tersebut. Lebih baik dengarkan apa yang anak rasakan, katakan bahwa itu juga yang mama papa rasakan sebelum vaksin. Namun ternyata tidak benar seperti itu.
4. Jelaskan juga dengan baik dan tegas, bahwa dampak Covid telah banyak membawa penderitaan, kehilangan, mereka tidak bisa beraktivitas seperti biasa, kesusahan banyak orang, teman teman kamu kehilangan orang orang yang disayangi. Jangan sampai juga kamu kehilangan anggota keluarga. Bahwa dengan vaksin kamu bisa mejadi pahlawan yang menyelamatkan banyak orang. Kalau anak menyukai figure kartun atau tontonan, sebut saja nama kartun atau tokoh yang mereka suka dalam cerita tersebut. Ceritakan bahwa anak anak dengan di vaksin sama seperti pahlawan kartun yang mereka suka.
5. Bila anak bertanya, apakah di suntik itu sakit? Jangang menghindar dari pertanyaan tersebut. Justru mama papa ceritakan pengalaman saat disuntik. Bahwa memang ada sakit, tapi sangat cepat rasa itu hilang, dan hanya di tempat yang disuntik, bukan seluruh badan dan sangat sebentar, mungkin hanya 5 detik saja alias tidak lama. Sehingga sakitnya ringan sekali.
6. Begitupun ketika persiapan di suntik, mama atau papa akan peluk atau pegang kamu, dengan menenangkan. Atau bisa juga tunjukkan bahwa kita menjaganya, dengan meminta pandangi wajah mama atau papa selama proses suntik. Sehingga pandangan anak teralihkan dari proses suntik. Intinya pahami, rasakan, dan refleksikan, agar anak-anak kita terjaga dan nyaman saat proses vaksin.
7. Anak-anak biasanya tidak mudah mendeskripsikan riwayat kesehatan saat skrinning atau cek sebelum suntik. Orangtua harus menjelaskan deskripsi kesehatan anak secara baik. Itu juga akan membantu anak lebih mantap dan siap menerima vaksin.
Apalagi dokter atau yang melakukan skrinning merespons dengan perkataan yang jelas, memberikan penguatan juga kepada anak.
8. Alat-alat kesehatan yang dipakai, bisa saja di-cover/ditutup atau di-selimuti, berstiker gambar (bila ada) yang ramah anak. Yang mengandung figur-figur yang biasa disukai anak, ada unsur imut, lucu, seperti gambar binatang, kucing misalnya atau binatang lainnya. Atau dengan memakai aksesori seperti stetoskop bergambar karakter (biasanya para dokter anak sudah memiliki), atau baju, pin yang dipakai dokter, perawat atau vaksinator dengan bergambar karakter lucu.
9. Memberi beberapa sentuhan untuk mempercantik ruangan tempat suntik atau vaksin juga bisa dilakukan. Seperti bisa menatap layar televisi atau gambar, yang di letakkan di lokasi suntik dan dapat dilihat anak dengan baik saat proses suntik. Agar anak mendapatkan ruang ruang pengalihan dan lebih menenangkan. Menaruh di tempat vaksin gambar gambar yang mungkin di sukai anak.
10. Bisa juga dengan menghadirkan pemuka agama untuk menimbulkan spirit penguatan nilai nilai agama untuk anak. Atau bisa juga mendatangkan, pendongeng, badut atau sulap di lokasi vaksin, sehingga mengurangi rasa fikiran horor tentang di suntik. Namun hal ini bisa juga di gantikan dengan mencari videonya di media sosial, namun tentu saja interaksi dengan anak secara langsung dan di TV berbeda. Orang tua juga bisa menanyakan kepada anak, apa tokoh yang sedang disukainya. Dan memberinya dalam bentuk kartu saat proses suntik akan di mulai. Sehingga ada pengalihan sebentar selama proses suntik vaksin Covid-19
Undang-Undang nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak menyatakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan wajib mengupayakan dan membantu Anak, agar Anak dapat (point e) bebas beristirahat, bermain, berekreasi, berkreasi, dan berkarya seni budaya; dan (point f) memperoleh sarana bermain yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan.
Kemenkes menyampaikan capaian vaksin kita untuk anak 6 sampai 11 tahun telah mencapai 540 ribu anak dari total 26,5 juta anak. Sedangkan untuk anak remaja 12 sampai 18 tahun, dari 26,7 juta remaja telah tercapai 21,6 juta.
Semoga liburan kita kali ini, tidak mengundang sakit, malapetaka, apalagi kehilangan orang orang yang kita sayangi. Untuk itu mari dukung terus Ibu selama liburan Nataru sampai Januari nanti. Dan mari dukung pergerakan perempuan Indonesia di manapun berada.
Salam Hormat
Jasra Putra
Kadivwasmonev KPAI