Moderat dan Mencerdaskan Masyarakat
Indeks

Dialog 33 Tokoh Nasional Soroti Peran Media Massa dalam Ciptakan Disintegrasi Bangsa

Dialog 33 Tokoh Nasional

pilkada

SALURANSATU.COM, JAKARTA – Tidak bisa dimungkiri situasi Indonesia menuju tahun politik 2024 diprediksi banyak hal yang akan terjadi terutama situasi politik dan ekonomi yang dialami bangsa ini. Di mana perhelatan Pemilu dan Pilpres akan dilaksanakan.

Untuk menyikapi kondisi tersebut penceramah sekaligus motivator tenar Ustadz Haikal Hassan alias Babe Haikal mengajak para tokoh nasional ini berkumpul dan berdiskusi dengan menggelar acara “Dinner Talk” bersama sejumlah tokoh nasional di kawasan Hotel Bidakara Pancoran, Jakarta Selatan pada Rabu malam, (26/10/2022).

Diskusi dengan tema “Keberpihakan Media Massa dan Peranannya dalam Menciptakan Peluang Disintegrasi Bangsa” itu antara lain dihadiri Ketua Umum Partai Amanah Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, mantan Wagub DKI Jakarta A. Riza Patria, politisi Gerindra Fuad Bawazier, pengamat politik Eep Saefullah Fattah, politisi NasDem Bestari Barus, pengamat ekonomi senior Ichsanuddin Noorsy, mantan Ketua DPR Marzuki Alie, aktivis sekaligus mantan Sekretaris Kementerian BUMN M. Said Didu dan sejumlah tokoh lainnya.

Dalam sambutannya Babe Haikal mengatakan, di era dengan akses internet mudah saat ini, semua orang bisa menjadi “media” penyebar informasi. Sosial media menjadi “medium” termudah yang memiliki jutaan pengguna sehingga informasi dapat tersebar dengan cepat.

“Hal ini menjadi kesempatan bagi sejumlah pihak untuk menggiring opini di masyarakat, hingga menyebar berita-berita hoax secara mudah,” kata dia.

Karena itu, diperlukan upaya sungguh-sungguh untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan di antara anak bangsa agar ancaman disintegrasi akibat perbedaan pilihan politik tidak terjadi.

“Sudah saatnya kita akhiri pembelahan, penyebutan kadrun, cebong, kampret, pengkhianat dan lainnya,” kata Babe Haikal.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, dalam kesempatan pertama mengaku bahwa perbedaan yang terjadi di masyarakat akibat pilihan politik adalah perkara biasa. Kampanye negatif terhadap kandidat presiden dan wapres dengan penyebutan anti Islam, pro-AS, pro-China, dan lainnya, menurut Zulhas juga biasa saja.

“Itu boleh-boleh saja, tinggal nanti dilihat mana yang waras. Dan kita kan nggak perang juga, nggak kelahi,” ungkap Menteri Perdagangan itu.

Untuk Pilpres-Pileg 2024 nanti, lanjut Zulhas, juga akan ada pertarungan isu-isu tersebut lagi. Tetapi menurutnya, tidak akan seberat seperti yang terjadi pada 2014 dan 2019 lalu. Karena saat itu kandidat Capres-Cawapres hanya dua pasang.

“Koalisi kami (baca, KIB) menawarkan debat pikiran. Kalau bertengkar, bertengkar gagasan dan pikiran,” kata dia

Di akhir acara, Babeh Haikal juga meluncurkan televisi dengan platform media sosial Youtube dengan nama saluran TV nya : GAYA TV

Diharapkan kehadiran salah satu TV digital ini akan menambah khasanah informasi politik, ekonomi, sosial dan wawasan kebangsaan yang ada menuju tahun politik di 2024 nanti. (*)