Ilustrasi: masrafli.com
Oleh: Satria Hadilubis
Mengenang nasehat syeikh Jum’ah Amin untuk para Kader Dakwah agar:
Jangan terlalu fokus dengan sebab-sebab materi untuk mencapai kemenangan, tapi kurang fokus pada رَبُّ الْاَسْبَاب “Rabbul Asbaab” (Allah yang menjadi Tuhan/Pemilik dari Sebab-Sebab).
Jangan terlalu fokus dengan manajemen, idariyah, takhtith (perencanaan), tapi kurang fokus dalam hak-hak Allah. Takhtith dan manajemen akan efektif kalau dilakukan oleh tangan yang berwudhu, kening yang banyak bersujud, jiwa yang khusyu’, hati yang tenang dan tunduk pada Allah. Tanpa itu, sehebat-hebatnya manajemen dan takhtith yang dilakukan takkan memberi kemenangan.
Apa yang dianggap orang adalah nafilah (sunah), bagi antum bernilai faridhah (wajib). Dimana posisi antum dalam Tilawah minimal 1 juz sehari?, Dimana posisi antum dalam raka’at-raka’at Shalat malam?, Dimana posisi antum dalam Infak?, Dimana posisi antum dalam raka’at Dhuha?
Lawan politik uang yang biasa dijadikan senjata lawan-lawan politik antum dengan Akhlak, dengan Ukhuwwah, dan dengan Ubudiyah, bukan dengan uang juga.
Senjata antum hanya dua: hubungan baik dengan Allah dan akhlak dengan manusia. Dengan itu, dua cinta berhimpun, cinta Allah dan cinta manusia. Ustadz al-Banna mengatakan: nahnu nuqaatil an naas bil hubb (Kita menaklukan manusia dengan cinta).