Moderat dan Mencerdaskan Masyarakat
Indeks
Hikmah  

Unsubscribe Podcast Deddy Corbuzier

Ilustrasi: VIVAnews/Andri Mardiansyah

pilkada

Oleh: Satria Hadi Lubis

Saya dapat mengerti mengapa banyak orang melakukan unsubscribe atau unfollow terhadap podcast Deddy Corbuzier (seperti berita di bawah ini) setelah podcast-nya di Youtube menampilkan pasangan sesama jenis pada 7 Mei 2022 yang lalu.

Banyak orang yang kecewa, geram, dan prihatin mengapa konten penyimpangan seksual itu di-publish secara terbuka. Bagi kebanyakan orang tak selayaknya sesuatu yang menyimpang dan selama ini hanya ada di lingkungan underground ditampilkan secara terbuka, seakan-akan ingin mentolerir perilaku menyimpang tersebut. Apalagi untuk negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila, dengan berbudayakan Ketuhanan Maha Esa, dimana tidak ada satu agama pun di dunia yang membolehkan hubungan sesama jenis.

Dengan argumen yang tampak terlihat cerdas, salah satu narasumber di podcast tersebut mengatakan bahwa ia menjadi penyuka sesama jenis karena dari lahir sudah begitu (sudah merupakan takdir Tuhan), sehingga secara tak langsung ia mengatakan bahwa perbuatannya itu tidak salah.

Pertanyaannya adalah jika menyukai sesama jenis adalah dari lahir (takdir Tuhan) mengapa sekarang ini jumlah mereka MAKIN BANYAK? Bukankah itu merupakan bukti bahwa ada propaganda di dalamnya? Propaganda tentang penyimpangan seksual yang dikamuflase sebagai jalan hidup yang lebih enak dan lebih membahagiakan? Yang disebar melalui berbagai sarana komunikasi modern dan melalui lingkungan pergaulan yang liberal?

Jika kaum penyuka sesama jenis yang jumlahnya makin banyak itu berargumentasi bahwa mereka itu dari lahir memang sudah suka sesama jenis, maka pertanyaannya adalah mungkinkah Tuhan merubah takdir-Nya? Dari yang semula kaum penyuka sesama jenis itu sedikit sekali menjadi jauh lebih banyak dengan tujuan agar manusia musnah? Sebab jika kaum penyuka sesama jenis dibiarkan makin banyak maka ujungnya adalah kemusnahan masa depan manusia (mereka tak bisa melahirkan, sehingga manusia tak bisa berkembang biak). “Sekejam” itukah skenario Tuhan untuk memusnahkan manusia dengan memperbanyak kaum penyuka sesama jenis?

Sepertinya argumen yang lebih masuk akal adalah argumen pertama. Yakni penyuka sesama jenis makin banyak karena ada kerja sistematis untuk mempropagandakannya atas nama kebebasan moral (ideologi liberalisme). Apalagi banyak juga penelitian dan berbagai pendapat pakar psikologi dan kesehatan yang berpendapat bahwa penyuka sesama jenis adalah akibat salah lingkungan pergaulan.

Dari sini kita paham mengapa sebagian besar masyarakat Indonesia kecewa dengan podcast Deddy Corbuzier yang seakan ingin “mengedukasi” masyarakat Indonesia bahwa penyuka sesama jenis itu sudah seharusnya dianggap wajar dan tidak perlu lagi dilakukan secara sembunyi-sembunyi seperti yang sudah berlaku di seluruh dunia selama ribuan tahun.