Oleh: Satria Hadi Lubis
Wahai diri..
Apa yang telah kau persiapkan?
Apa amal yang telah kau lakukan untuk bekal di kehidupan nanti?
Mengapa engkau terlalu sibuk mencari dunia..
Hingga amal untuk kehidupan nanti kau abaikan?
Hingga dosa-dosa lebih kau sukai daripada amal?
Wahai diri..
Ketika engkau bertaubat..
Tak lama kemudian kau berbuat dosa lagi..
Apa sudah benar taubat yang kamu lakukan?
Apa engkau sudah sungguh-sungguh meminta ampun kepada Allah?
Jangan..!!
Jangan kau biarkan dirimu terjerumus lagi ke lubang dosa..
Jangan..!!
Jangan kau biarkan diri terperosok..
Tertatih-tatih menjadi budak hawa nafsu..
Wahai diri..
Berusahalah sekuat tenaga menjaga diri..
Mintalah selalu pertolongan Allah.
Bergaulah dengan orang-orang yang sholeh..
Hadirilah bersama lingkungan yang membawamu dekat kepada Allah.
Wahai diri..
Engkau sering menyeru pada kebaikan
Engkau sering menulis dan berkata tentang kebaikan..
Sudahkah engkau amalkan sendiri?
Sudahkah engkau melakukannya?
Apakah engkau hanya bisa berseru, tapi sebenarnya palsu?
Wahai diri..
Jagalah niat dan keikhlasanmu dalam beramal
Jangan sombong dan merasa paling benar
Merasa paling suci..
Ingin dilihat orang..
Bukankah engkau dulu pernah hidup dalam kehidupan yang gelap dan kelam
Hingga cahaya Tauhid menyinari kehidupanmu?
Bukankah semua yang kau dapatkan saat ini atas pertolongan Allah?
Tak ada gunanya engkau berlaku sombong..
Wahai diri..
Umurmu semakin lama semakin bertambah..
Tubuhmu sudah tak lincah seperti dulu lagi
Jarak pandang matamu mulai berkurang..
Dirimu sangat mudah penat dan lelah ketika beraktivitas..
Kerutan di wajahmu mulai terlihat jelas..
Tidakkah engkau tahu..
Bahwa itu pertanda
Bahwa usia hidupmu di dunia sudah berkurang?
Astaghfirullah hal adzim.
“Barangsiapa yang merasa sombong akan dirinya atau angkuh dalam berjalan, dia akan bertemu dengan Allah SWT dalam keadaan Allah murka terhadapnya.” (HR. Ahmad)
Wahai diri..
Jangan merasa dirimu paling suci..
Tak ada orang yang luput dari kesalahan dan dosa..
Sebaik apapun orang itu..
Secerah apapun hatinya..
Pasti ada debu yang selalu mengotorinya..
Walau nyaris tak kelihatan..
Walau ia tak sadar melakukannya..
Walau ia tak menghendakinya..
Pasti ada khilaf dan keburukan yang dilakukannya..
Kita bukanlah Rasulullah yang terjaga dari dosa..
Kita adalah manusia biasa..
Yang tak pernah lepas dari khilaf dan salah..
Tapi juga jangan kita jadikan diri suka untuk berbuat dosa..
Dan terus berbuat tanpa mau bertaubat..
Kita tetap harus berusaha menjauhi diri dari dosa-dosa..
Perbanyaklah istighfar di mana pun kita berada..
Astaghfirullah hal adzim..
“(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil”.
Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunanNya.
Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa” (An-Najm ayat 32).