SIARAN PERS, JAKARTA (18/8) – Memperingati 76 tahun Kemerdekaan RI, Adara menggalang kepedulian yang diwujudkan melalui program Paket Cinta untuk Tenaga Kesehatan sebagai bentuk apresiasi karena telah menjadi garda terdepan dalam melindungi masyarakat di masa pandemi ini. Diinisiasi oleh Rumah Sosial Kutub, salah satu mitra Adara dalam membantu Palestina, Adara membagikan 200 Paket Cinta di empat titik lokasi vaksinasi, yaitu SMAN 26 Jakarta, Albis Nusa Bukit Duri, Sekolah Yasda, dan Kantor Kelurahan Kebon Baru, Sabtu, (14/8). Selain itu, 50 Paket Cinta secara langsung diserahkan oleh CEO Adara Relief International, Sri Vira Chandra kepada Nur Rohmi selaku Case Manager di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta Pusat pada Selasa (17/8).
Berbagai lomba kreatifitas seperti lomba menulis artikel feature, membuat video reels dan parade menghias masker bertema Indonesia-Palestina juga turut digelar.
Kegiatan ini sangat diapresiasi oleh berbagai pihak. “Secara pribadi dan atas nama Kelurahan Kebon Baru, saya ucapkan terima kasih kepada Adara dan Rumah Sosial Kutub, yang telah membantu dan mendukung kegiatan vaksinasi hari ini. Mudah-mudahan dengan kolaborasi yang kita lakukan dapat meningkatkan kesehatan masyakarat Indonesia.” ucap Fadhilah Nursehati, S. STP, M. Si, Lurah Kelurahan Kebon Baru, Tebet, saat diwawancara oleh tim media Adara.
“Adara Relief International sangat mengapresiasi para tenaga kesehatan yang berada di garda terdepan penanggulangan covid 19, namun di saat yang bersamaan mereka juga tetap menunjukkan kepedulian dengan memberikan bantuan bagi Palestina saat agresi 11 hari atas Gaza, Ramadan lalu,” demikian pernyataan Sri Vira Chandra saat menyerahkan bantuan.
Memaknai arti perjuangan memang tidak sebatas pada tercapainya kemerdekaan saja. Setelah kemerdekaan diraih, masyarakat tetap harus berjuang sesuai kondisi zaman. Bila dahulu perjuangan dilakukan oleh para pahlawan dengan menggunakan bambu runcing untuk melawan penjajah, maka saat ini salah satu pahlawan kita semua adalah para tenaga kesehatan yang berjuang melawan Covid-19.
“Hari ini, tepat 76 tahun bangsa ini jatuh bangun mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Sungguh slogan Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh adalah slogan yang patut menjadi pembakar semangat untuk memberi yang terbaik bagi negeri. Membaktikan diri bagi cita-cita negeri untuk mencapai cita-cita bangsa yang adil dan makmur. Berbuat dan bekerja dengan seluruh potensi dan optimasi daya upaya yang kita punya. Memberi, agar berarti.” ungkap Bannasari pada puncak kegiatan Celebrating Independence Day Gratefully dengan tema Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, Selalu Peduli Agar Berarti” yang dilaksanakan secara daring. Refleksi dan Hikmah Kemerdekaan ini disampaikan di hadapan hampir 100 orang undangan.
Berbicara mengenai fakta sejarah kemerdekaan Indonesia, maka sudah sepantasnya kita mengingat pihak yang berjasa dalam mendukung kemerdekaan ini. Diwakili oleh ulamanya, Syekh Amin Al Husaini, Palestina mendukung penuh kemerdekaan bangsa Indonesia dan mendorong pengakuan negara lain yang telah sah berdiri pada saat itu. Pada 9 Juni 1947, Mesir menjadi negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia. Begitu pula dukungan M. Ali Eltaher, seorang saudagar kaya dari Palestina, kepada Indonesia juga merupakan fakta sejarah yang tidak bisa dipungkiri. Ia menyerahkan seluruh hartanya yang ada di Bank Arabiya kepada Indonesia tanpa meminta tanda bukti.
Hal ini menjadi tanda yang sangat jelas, jika kita kembali mengingat mengapa Bung Karno menyatakan dengan tegas, “Selama kemerdekaan Bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.”
Kini, saat kita memperingati 76 tahun kemerdekaan, bangsa Palestina masih harus berjuang merebut kembali kemerdekannya. Selama 73 tahun sejak peristiwa Nakbah 1948, penjajahan telah menghimpit seluruh sektor kehidupan bangsa Palestina. Ancaman dan kesulitan hidup menyasar seluruh elemen masyarkat tak terkecuali anak dan perempuan.
Dunia internasional mengecam penghancuran rumah-rumah penduduk Palestina dan pengusiran mereka dari wilayah-wilayah yang telah ratusan tahun ditinggali. Tak hanya itu, penjajah Israel juga menguasai 85% air yang merupakan sumber kehidupan yang paling mendasar. Oleh karena itu pembelaan kita untuk bangsa Palestina perlu terus dikuatkan dengan menguatkan kepedulian.
Menentang penjajahan di bumi Palestina dan membantu para tenaga kesehatan terkesan memiliki makna yang tidak bersinggungan, padahal keduanya sama-sama mengetuk hati kita untuk lebih berempati dengan kondisi orang lain.
Mari terus menanamkan kepedulian dalam diri kita. Bersama Adara Relief International, semoga segala bentuk perhatian dan kepedulian masyarakat Indonesia kepada anak dan perempuan Palestina serta tenaga kesehatan di Indonesia bisa terwujud dan memberikan arti. Karena Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, Selalu Peduli Agar Berarti.
***
Rilis adararelief