SALURANSATU.COM – Jakarta, Sejumlah ekonom memprediksi, saat ini Indonesia berada di gerbang resesi ekonomi. Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang telah dua kali membeberkan proyeksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dalam kuartal berjalan dan beberapa kuartal ke depan, menegaskan bahwa proyeksi pertumbuhan PDB suram.
Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dr. Anis Byarwati menyampaikan pandangannya terkait hal ini di Jakarta, (20/7). Menurut Anis, sebenarnya bukan hanya Indonesia yang diprediksi akan mengalami resesi. Kondisi ekonomi secara global, diprediksi akan mengalami resesi. “Dunia diprediksi akan mengalami resesi,” tuturnya.
Anis memaparkan prediksi pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia dimana tahun ini Singapura diprediksi minus 6,8%, Malaysia minus 8%, Amerika minus 9,7%, Inggris minus 15,4%, Jerman 11,2%, Prancis minus 17,2%, Jepang minus 8,3%. Bahkan IMF pun memprediksi output ekonomi dunia tahun ini akan menyusut hampir 5%, atau hampir 2% lebih buruk dari perkiraan yang dirilis pada bulan April.
Anis yang juga merupakan Anggota Komisi XI DPR RI ini berpendapat bahwa Pemerintah perlu lebih fokus dalam penanganan dampak Covid-19. Menurutnya, aspek kesehatan rakyat tidak bisa dianggap remeh. “Hampir semua kalangan mengeluhkan soal lambatnya penanganan Covid-19 ini. Bahkan Presiden Jokowi sendiri juga mengeluhkan soal ini,” kata Anis.
Lebih lanjut, Anis menyoroti serapan dana penanganan Covid-19 yang ternyata masih sangat rendah. “Ini menjadi catatan buruk bagi Pemerintah,” ujarnya. Karena itu Anis meminta agar Pemerintah memperbaiki kinerjanya agar penanganan dampak Covid-19 khususnya di bidang ekonomi bisa berjalan lebih baik.
Mengenai dampak dari resesi, yang berpotensi paling dirasakan masyarakat adalah sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan. Ia mengatakan, aktivitas ekonomi yang belum kembali normal menjadikan banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan. Kemudian diikuti dengan jatuhnya daya beli masyarakat karena berkurangnya pendapatan mereka. “Maka masyarakat menengah ke bawahlah yang kemungkinan akan benar-benar merasakan dampak resesi ini,” tutupnya. (*)