Moderat dan Mencerdaskan Masyarakat
Indeks
Opini  

Memahami Broadcast Covid-19 di Grup WhatsApp

Kurva kasus Covid-19 di Indonesia masih terus meningkat. Angka kasus harian anteng di 400an lebih. Kini Jawa Timur jadi sorotan karena angka kasus baru hariannya dua kali lipat dibandingkan DKI Jakarta.
Seiring dengan itu, di grup-grup WA, broadcast bahwa Virus Corona adalah konspirasi semakin meningkat pula. Deras banget! Saya menemukannya di grup komunitas hingga grup keluarga besar. Entah siapa yang membuat narasinya karena tanpa nama penulis.
Kebetulan ada saudara yang bertanya tentang kebenaran informasi yang banyak beredar tersebut..
Begini..
Pertama
Langkah pertama saat menerima tulisan atau informasi adalah mencari tahu siapa yang menulisnya, siapa yang berbicara, benarkah itu pernyataannya atau tulisan orang lain yang mengatasnamakan? Pokoknya seabreg pertanyaan kumpulkan dulu di kepala untuk menguar keabsahan informasi tersebut.
Islam mengajarkannya berabad lalu, kemudian diadopsi dunia barat. Sanad harus jelas. Maka hari ini di dunia keilmuan kita mengenal catatan kaki dan daftar pustaka.
Kedua
Setingan? Gak masuk di logika!
Virus ini menyerang ke seluruh penjuru dunia. Yang sistem kesehatannya bagus dan yang amburadul semua kena. Tenaga kesehatan di seluruh dunia berapa jumlahnya? Mereka kompak berkomplot? Mereka jadi korban penipuan semua? IQ mereka berapa saat masuk Fakultas Kedokteran?
Saat ini saja mereka gak bisa diseragamkan. Banyak kepala banyak pandangan.
Ada ribuan orang sembuh dan kita gak dikasih tahu caranya?
Kini ada banyak tenaga kesehatan yang aktif di media sosial. Ada dokter, perawat, ahli kesehatan masyarakat. Bisa tanyakan ke mereka bagaimana ribuan orang itu bisa sembuh. (Link Sumber)
Ketiga)
Teori Konspirasi? Apakah ini senjata pemusnah massal?
Saat penyebaran virus ini bermula di Januari 2020 lalu di Wuhan. Muncul banyak informasi yang mengaitkan dengan kisah fiksi ilmiah, baik novel maupun film layar lebar. Fakta juga menyebutkan bahwa di Wuhan lah, letak laboratorium BSL 4 (Bio Safety Level 4) milik China berada. Silakan searching
Apakah terjadi human error sehingga virus lepas dari laboratorium, atau disengaja bocor atau?
Wallahu alam. Kita gak pernah tahu kebenarannya kecuali ada lembaga independen internasional yang bisa meneliti hal ini.
Tapi yang jelas. Virus itu kini sudah ada ditengah-tengah kita. Yang lebih penting saat ini adalah bagaimana agar virus itu tidak masuk kedalam tubuh kita, tubuh anak-anak kita, keluarga, tetangga, rekan kerja, komunitas, lingkungan.
Keempat
Tentang vaksin. Bahwa virus ini dibuat menyebar agar orang-orang kaya semacam Bill Gates bisa makin kaya dengan menjual vaksin?
Sekarang pasti banyak pihak terkait berlomba-lomba untuk mencari obat atau membuat penangkalnya.
Semoga Indonesia juga demikian. Pemerintah memberikan dana yang memadai bagi para peneliti untuk menemukan obatnya. Kalau lebih dulu menemukan kan cakep.
Terakhir
3 hari kemarin saya baca berita di BBC Berbahasa Indonesia, tentang kondisi masyarakat Brazil menghadapi Covid-19. (Link Sumber)
Saat ini Brazil menjadi negara kedua dengan jumlah kasus terbanyak dengan yang positif 400 ribu kasus lebih. Kasus harian di angka 4 ribuan dan yang meninggal sudah 25 ribu orang. Rumah sakit sudah tak kuat menampung beban.
Ada seorang perawat di Brazil yang sangat bersedih. Sedihnya adalah selain menghadapi pasien, ia juga harus berhadapan dengan 3 saudara kandungnya.
3 saudara kandungnya tak mempercayai apa yang sedang terjadi. Mereka tak mau pakai masker, percaya bahwa Covid-19 adalah kebohongan besar dan tetap mengunjungi dan berpelukan dengan orangtuanya yang sudah renta.
Jadi di Brazil sana banyak broadcast-broadcast WA beredar yang narasinya persis sama dengan yang saat ini beredar di Indonesia. Bahwa Covid-19 itu konspirasi, setingan dan seterusnya.
Lebih parahnya lagi, Presiden Brazil sendiri ikut turun ke jalan, menganggap remeh Covid-19 dan kampanye new normal.
##
Mari terus jaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta jangan lupa panjatkan do’a.
Kampung dua, 29 Mei 2020
Enjang Anwar Sanusi

Sumber: Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *