Moderat dan Mencerdaskan Masyarakat
Indeks
Opini  

KPAI Minta Sekolah Indahkan Peringatan Cuaca Ekstrim BMKG

foto: istimewa

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menghaturkan bela sungkawa atas meninggalnya 4 siswa dalam kegiatan Susur Sungai Pramuka di Sungai Sempor Yogyakarta, yang diikuti 257 siswa SMPN 1 Turi beberapa waktu lalu.

pilkada

KPAI berharap yang terjadi di Sekolah SMPN 1 Turi menjadi pelajaran sekolah lainnya untuk memperhatikan manajemen risiko ketika melakukan kegiatan di alam terbuka.

Sekolah juga perlu mengindahkan dan memantau Peringatan BMKG tentang kondisi cuaca ekstrim yang sewaktu waktu terjadi, harus menjadi pertimbangan ketika ingin melaksanakan kegiatan di alam.

KPAI berharap ada investigasi terkait arus kencang yang langsung datang menerjang ratusan siswa, sehingga memakan banyak korban.

Dinas Pendidikan Sleman juga sebaiknya mengawasi dan mengingatkan agar kegiatan yang dilaksanakan di luar sekolah apalagi di alam, mendapat perhatian lebih dalam kondisi cuaca yang sewaktu-waktu berubah.

Misalnya, sekolah mencari informasi yang cukup tentang aliran arus sungai, apakah sekolah mendapatkan izin dari yang berwenang atas penggunaan sungai Sempor? Saya kira ini penting dilakukan investigasi, agar para keluarga yang siswa siswinya meninggal dapat tahu penyebabnya. Ada kewajiban sekolah, Dinas Pendidikan Sleman dan pihak berwenang atas penggunaan sungai Sempor untuk menjelaskan peristiwa tersebut kepada para keluarga korban.

Sekolah juga harus mengenal Child Safe Guarding tentang batasan aman dan kode etik bekerja dengan anak, melibatkan anak, mengukur batas kemampuan anak dan usianya yang tentu beragam, seperti anak bisa berenang atau tidak, bagaimana kondisi fisik dan apakah pakai pengaman seperti pelampung.

Faktor lainnya dari Child Safe Guarding adalah tidak melakukan kekerasan fisik maupun mental, tidak mempermalukan/memalukan anak, tidak sendirian dengan anak di lokasi sepi.

Melibatkan anak juga bicara 4 pilar, pertama anak diberi kapasitas dan pengetahuan tentang kondisi sungai, anak kemudian mengukur kemampuan, kemudian anak menyampaikan pandangannya hingga mampu mendapatkan feedback.

Proses-proses seperti ini dapat mengurangi faktor risiko sekaligus menjalankan mekanisme pencegahan.

Mari kita berdoa semoga korban korban yang hilang segera ditemukan selamat dan para korban meninggal segera ditangani dengan baik.

Peristiwa tersebut tentu membawa trauma dari ringan sampai berat kepada anak anak. Untuk itu pemerintah daerah Yogyakarta penting melakukan pendampingan segera.

Biasanya kegiatan kegiatan di luar sekolah ada pembiayaan, artinya harus ada tanggung jawab profesional atas peristiwa tersebut.

Ini kejadian kedua di kegiatan mengenal alam yang memakan korban, setelah 5 siswa meninggal dari SMP Budhaya III Duren Sawit Jakarta Timur (25/10/2019) saat wisata di Sungai Ciujung Banten.

KPAI mengharapkan netizen membatasi diri agar tidak membagikan foto-foto korban yang bisa menambah duka keluarga.

Salam Duka Anak Indonesia

Jasra Putra (Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *