oleh: Kang Iman (Konsultan Keluarga)
Manusia memiliki perasaan dan pikiran plus akal, itu yang sangat membedakan antara manusia dengan makhluk Allah Ta’ala yang lainnya. Manusia dititipi Allah perasaan, pikiran dan akal untuk dimanfaatkan sebagai “radar” dalam menjalani kehidupan.
Apa perbedaan perasaan dan pikiran ? Selama kang Iman berprofesi sebagai Hypnoterapis, banyak di antara klien Kang Iman yang tidak bisa membedakan mana yang termasuk perasaan atau pikirannya, semua campur aduk kayak gado-gado, berkecamuk, bergemuruh dan sebagainya.
Banyak di antara klien Kang Iman (Konsultasi Keluarga) berusaha mencari jalan keluar dari setiap masalah mereka menggunakan perasaan mereka…, itu SALAH BESAR.
Bisa dibayangkan apabila manusia tumbuh dan berkembang dengan perasaanya saja, semuanya dirasa, rasa kita akan sangat berbeda dengan rasa orang lain, tidak bisa dipaksakan. Rasa senang seseorang nggak bisa disamakan dengan rasa senangnya seseorang yang lain, betul ?
Dunia berkembang bukan karena rasa tapi karena pikiran. Contoh seorang Thomas A. Edison sang penemu lampu, sehingga malam-malam kita bisa tetap terang. Apakah ia langsung begitu saja menemukannya? Tidak. Penemuan itu atas upaya berpikir dan menggali ilmu tak henti. Thomas berpikir keras dengan percobaan yang berulang-ulang secara konsisten dan komitmen yang panjang. Yang jadi pertanyaan apakah Thomas hanya selalu menggunakan pikirannya saja? Lalu ke mana perasannya?
Dari pak Thomas, kita bisa belajar bahwa beliau bisa bertahan dengan komitmennya karena beliau selalu menggunakan pikirannya untuk mencari jalan keluar, dengan perasaan yang sangat positif, sehingga solusi muncul dengan semangat yang membara. Bisa dipahami ?
Kesimpulannya, selalu mencari jalan keluar atau solusi dengan pikiran, dan perasaan yang positif, setuju?
