Pembahasan tentang ekonomi digital mengemuka dalam rapat paniytia kerja rencana anggaran tahunan Bank Indonesia (PANJARATBI) yang dihadiri oleh gubernur BI dan jajarannya serta anggota DPR RI komisi XI pada hari Selasa 12 November 2019.
Dalam rapat ini, Dr. Hj. Anis Byarwati, S.Ag., M.Si anggota DPR RI dari fraksi PKS menyoroti program strategis BI terkait pengembangan ekonomi digital khususnya perkembangan uang elektronik yang digunakan sebagai alat pembayaran.
“Pertanyaan untuk BI sebagai bank sentral, apakah digital money ini bisa diprediksi akan menjadi fenomena baru money creation? BI harus pastikan dalam penggunaan digital money ini tidak terjadi money creation karena digital money tidak bisa dikontrol oleh bank sentral. Bagaimana antisipasinya ?” demikian pertanyaan Anis.
Money creation adalah proses penciptaan uang yang tidak bisa dikontrol bank sentral. Money creation bisa menimbulkan masalah pada ekonomi bahkan bisa menciptakan resesi ekonomi karena bank sentral tidak bisa mengatur peredaran uang untuk menyokong ekonomi. Bank sentral juga tidak bisa melakukan intervensi pada suku bunga pinjaman.
Anis menegaskan “Jika money creation terjadi maka bisa menimbulkan masalah pada ekonomi, bahkan bisa menciptakan krisis ekonomi, karena peredaran uang tidak bisa diatur dan tidak bisa dikontrol oleh bank sentral terutama terkait dengan capaian ekonominya.”
Alibaba yang kini namanya mendunia merupakan sebuah usaha dengan menggunakan uang elektronik sebagai alat transaksi yang pada awalnya berupa usaha kecil. Namun dalam waktu yang cukup singkat ia menjadi usaha besar bahkan ada kemungkinan terjadi konglomerasi.
“Mungkin saat ini kita masih melihatnya (ekonomi digital) kecil. Namun siapa yang tahu bahwa yang kecil-kecil ini suatu saat akan menjadi besar. Apa yang akan dilakukan oleh BI jika suatu saat (ekonomi digital) menjadi besar? Harus ada antisipasinya. Dan Jika di masa depan ekonomi Indonesia diprediksi akan menjadi ekonomi digital, maka proses menuju ekonomi digital ini tidak boleh mengancam stabilitas ekonomi.” tegas Anis.
Sebagai informasi pada tahun 2018, transaksi yg dilakukan melalui uang elektronik meningkat sangat siginifikan. Dari 943,3 juta US dollar pada tahun 2017 menjadi 2.900 juta US dollar pada tahun 2018. Dan Indonesia menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara yang memiliki 5 perusahaan start up dengan valuasi lebih dari 1 milyar US dollar (dijuluki dengan unicorn) yaitu traveloka, bukalapak, OVO, traveloka dan gojek. (Sumber: katadata)