SALURANSATU.COM – Roadshow Dongeng Anak Palestina yang digelar Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Kabupaten Garut pada hari kedua berlangsung di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ikhlas, Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Annajaat, Desa Sukasono, kecamatan Sukawening, kabupaten Garut, Jawa Barat.
Kepala Sekolah MA Al Ikhlas, Yanti Haryanti menyatakan meskipun masyarakat sekitar berprofesi sebagai petani dan dari kalangan kurang mampu, rasa persaudaraan menjadi alasan untuk tetap saling berbagi dan peduli meskipun tempat tinggal mereka di pegunungan.
“Meskipun kami berada di gunung rasa empati ini juga harus tersampaikan kepada saudara saudara kami di Palestina, bahwa masih ada saudaranya yang peduli dengan perjuangan bangsa Palestina,” ujarnya kepada saluransatu.com Rabu, (30/10/2019)
Dongeng Anak Palestina yang disampaikan kepada siswa adalah upaya membangun empati dan semangat. Palestina adalah sebuah wilayah istimewa yang diabadikan dalam Al Qur’an, sementara Israel menzalimi Palestina sehingga rakyatnya menderita.
“Keadaan inilah yang saya berikan penjelasan kepada anak didik saya untuk membangun rasa empati dan semangat sekalipun mereka tidak pergi kesana tetapi dengan donasi atau sumbangan meskipun hanya dengan 1 rupiah itu mampu membangun jiwa kemanusiaan bahwa negara Palestina itu bukanlah negara orang lain tapi mereka adalah bagian dari saudara kita,” jelasnya.
Meski Palestina jauh di belahan bumi lainnya, pihaknya berusaha tetap membangun solidaritas di sini lewat empati dan sekaligus berdonasi.
Menurut Yanti, untuk menyuguhkan informasi terkini tentang keberadaan Palestina, Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Kabupaten Garut menyelenggarakan kegiatan Dongeng Anak Palestina dan nonton bareng film yang memiliki nilai informasi, edukasi dan inspirasi.
“Sewaktu saya masih sekolah dasar tragedi Bosnia Herzegovina itu saja saya sangat berempati. Film- film di televisi seolah memalingkan saya untuk melihat berita perkembangan dunia Islam. Padahal banyak para pemimpin Islam dunia yang sangat pemberani saat itu,” terangnya.
Sementara itu, reaksi para orangtua siswa terhadap kegiatan penggalangan donasi kemanusiaan untuk anak Palestina ini sangat baik. Meskipun masyarakat di sini kebanyakan profesinya sebagai petani dan anak-anak yang sekolah di kami kebanyakan juga berasal dari keluarga yang kurang mampu namun karena empati dan simpati terhadap bangsa Palestina donasi itu bisa terkumpul.
“Kami meminta sumbangan saja teramat sangat sulit, tetapi ketika kami memberikan amplop sumbangan kepada para orangtua siswa untuk donasi Palestina alhamdulillah mereka sangat antusias, mungkin ini memang keberkahan negeri Palestina dan juga panggilan hati mereka para orangtua siswa,” pungkasnya. (dns)