Beberapa organisasi pemuda Islam antara lain Komunitas Muda Berdakwah, Kader Mujahid Dakwah (Dewan Dakwah), Remaja Islam Masjid Nurul Iman, Hamas Pesantren BIK (Bina Insan Kamil), Ahlan Organizer, Generasi Muda-mudi Masjid Al Husaini, MTJ Community (Move to Jannah) memanfaatkan momen malam tahun baru Hijriyah yang bertepatan dengan Sabtu (31/8/19) dengan menggelar kegiatan Mabit Akbar Persatuan Ukhuwah Best Generation (Mabar PUBG) yang dilaksanakan di Masjid Nurul Iman No 23, Jln Pramuka Sari IV no.4, RT 09/RW05 Rawasari, kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Dalam kegiatan yang terbuka untuk umum dan gratis tersebut hadir sebagai pembicara para pemuda penggagas perubahan. Antara lain Sherly Annavita (influencer), Zacky A Rivai (penulis), Agung Juna (pengusaha), Rizal Wahid (Qari dan motivator), Ustadz Syaikhul Basyir (Hafidz 30 Juz), Amar Ar Risalah (aktivis) dan Ustadz Hadi Nur Ramadhan (pendakwah).
Sherly Annavita, influencer millenial yang dikenal aktif membuat konten kritis membahas isu-isu politik berusaha menaikkan semangat para peserta untuk maju berperan demi kemajuan bangsa. Ia menyatakan anak muda sepatutnya memang bergerak, jangan hanya berkutat pada tataran konsep gagasan tanpa karya.
“Kita punya kesempatan yang sama. tidak peduli kita lahir di mana, berproses di mana, mau di daerah atau pusat, harus berkontribusi sesuatu. Selama tidak berhenti di tataran ingin atau tidak ingin. Karena Allah pun tidak akan mengubah nasib suatu kaum, selama kaum itu tidak mengubah dirinya sendiri. Saya pikir ini tugas kita bersama, penyesalan hanya berhak dilakukan oleh mereka yang memiliki kesempatan tapi tidak dilakukan dan tidak mengambil bagian.
Sekarang waktunya teman-teman untuk ambil bagian, karena nanti teman-teman dan generasi setelah teman-teman sendiri yang akan merasakan dampaknya,” ujar Sherly di hadapan peserta Mabar.
Sementara itu, penggagas Negeri Buku yang juga aktivis Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Amar Ar-Risalah berbagi pengalaman semasa kuliah sebagai anak nongkrong yang perlahan menyukai Islam, hingga akhirnya terjun di dunia dakwah.
Dalam sesi tanya jawab, Amar yang juga aktif membuat konten kajian podcast “Ngaji Budaya” menegaskan, untuk menyukai membaca buku sejarah (Islam), jangan paksa anak muda langsung membaca Sirah Nabawiyah, tapi alangkah lebih baik jika diajak diskusi terlebih dahulu tentang Islam hingga timbul kesadaran dalam hatinya bahwa ia butuh tahu sejarah Islam.
Amar mewanti-wanti para anak muda yang baru hijrah belakangan ini agar tidak norak. Norak di sini, dalam arti, sudah merasa perlu mempelajari hal-hal yang bertentangan dengan Islam. Padahal, menurut Amar, meskipun banyak hal lain yang bertentangan dengan Islam itu nampak menarik, jika alasannya sekadar ingin tahu untuk membandingkan, Islam tetap sudah lebih dari cukup.
Kendati demikian, ia tidak melarang generasi muda muslim mempelajari hal lain dengan syarat fondasi pengetahuan tentang Islamnya benar-benar sudah kuat.
Peserta mabar yang didominasi anak-muda nampak menyambut baik dan semangat mengikuti rangkaian acara. Peserta juga serius menyimak ragam materi yang disampaikan.
Imad, salah satu peserta Mabar PUBG asal Depok menyatakan bahwa acara tersebut luar biasa membuka wawasan generasi muda.
“Luar biasa dan harus diperbanyak acara seperti ini karena dengan kegiatan-kegiatan seperti ini bisa membangkitkan semangat para pemuda Islam untuk merebut kejayaan Islam itu sendiri,” tukasnya. (an)