SALURANSATU.COM – Akses jembatan menuju lokasi pesantren tahfidz menjadi kendala utama karena mobil belum bisa masuk ke dalam lokasi pesantren sehingga harus melangsir jauh saat mengangkut material bangunan.
Sesuai dengan janjinya, Gubernur Sumsel, H. Herman Deru rencananya akan segera membantu pembangunan pengadaan jembatan untuk memudahkan akses keluar masuk mobil pembawa material bangunan.
Menurut ketua Pesantren Tahfidz, ustadz Ahmad Fauzan, pembangunan kawasan pembinaan hafidz quran ini dibangun di atas tanah seluas 1.5 hektare dan merupakan realisasi rencana pembangunan sejak 9 tahun yang lalu.
Memiliki ratusan santri penghafal quran, pesantren Kiai Marogan merupakan pusat pembinaan rumah tahfidz se-Sumatera Selatan serta menjadi pusat pendidikan terpadu bagi seluruh calon penghafal quran.
Dilengkapi dengan jenjang pendidikan yang memadai mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA.
Menurut ustadz Fauzan, Pemerintah daerah provinsi Sumatera Selatan sangat ‘welcome’ dengan kegiatan kegiatan keagamaan. “Prinsipnya Pemprov menyambut baik kegiatan ini tinggal bagaimana kita menyampaikannya kepada masyarakat. Izin dan dukungan penuh pemprov Sumsel di support penuh,” ujarnya.
“Pemerintah kita itu sehari harinya sangat dekat dengan masyarakat. Palembang ini mempunyai efek psiklogis yang berbeda dari kota kota lain, rasa persaudaraan cukup tinggi. Hal hal yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan pasti didukung,” imbuhnya.
Begitupun dengan respons Sri Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin Sumsel yang juga mendukung kegiatan pembangunan Islamic Center pesantren tahfidz Kiai Marogan.
“Melalui rekomendasi para tokoh tokoh itu kan sudah bisa menggerakkan masyarakat, dan kalo bisa namanya kebaikan ini harus banyak para penyeru penyeru kebaikan, simpul simpul wakaf dan sedekah itu juga harus diperbesar sama halnya dengan Gubernur dengan memberikan sambutan bagaimana masyarakat itu juga ikut mendukung rumah tahfidz, itu saja sudah cukup bagi kami,” sambung Fauzan.
Fauzan sendiri tidak menargetkan kapan selesainya proyek pembangunan rumah tahfidz Kiai Marogan tersebut. Namun doa dan ikhtiar yang kuat terus digelorakan, “kita tidak bisa menargetkan, namun doa dan ikhtiar kita lebih utama. Dan memang pembangunan ini akan kita kebut karena saat ini sudah finishing tinggal menyelesaikan bagian atap bangunan dan pemasangan keramik dalam masjid,” lanjutnya.
Bangunan pesantren tahfidz Kiai Marogan meskipun tidak berbentuk masjid melainkan aula juga sudah mulai digunakan untuk salat Jum’at berjama’ah untuk masyarakat sekitarnya.
Rencananya ke depan rumah tahfidz ini akan digunakan sebagai lokasi karantina bagi para penghafal Al Quran yang berbagai wilayah di Sumatera Selatan yang sudah berjalan selama 9 tahun lalu. (ss1)