SALURANSATU.COM – Keberadaan Majelis Taklim (MT) di Indonesia tidak bisa dianggap sepele. Di majelis taklim, kaum perempuan muslim berkumpul untuk mendengarkan kajian keislaman. Namun, tidak jarang juga pertemuan rutin di majelis taklim menjadi ajang curhat.
Majelis Taklim era sekarang semakin berkembang dan memiliki peran penting dalam rangka meneguhkan ketahanan keluarga. Oleh karena itu, peran strategis ini perlu perencanaan yang baik pula kedepan agar keberadaan majelis taklim mampu mewarnai lingkungan.
“Majelis taklim itu kan lembaga strategis ya di Indonesia. banyak, kan, hampir tiap RW dan RT ada. Sasarannya ibu
tapi kan skupnya tidak hanya di situ. Dia bisa melebar, bisa memberikan warna di lingkungannya,” jelas Herliani, Ketua Bidang Dakwah Wanita PUI (Persatuan Umat Islam) pusat dalam acara Workshop sekaligus peluncuran buku Panduan Pedoman Pengelolaan Majelis Taklim Terpadu di Islamic Center, Selasa (13/3/2018).
Artinya, kata Herliani, majelis taklim sebenarnya merupakan sarana untuk menyelesaikan program-program keumatan, karena majelis taklim juga pusat informasi. Masalah-masalah keumatan harusnya bisa dibahas lewat pertemuan di majelis taklim.
“Majelis taklim itu sarana yang strategis. majelis taklim yang berhasil, dia jamaahnya meningkat secara ruhiyahnya (ruhaninya) yang kedua, ilmu dan wawasannya meningkat. ukhuwahnya (persaudaraan) terjalin dan yang keempat bisa mewarnai lingkungannya,” imbuh Herliani.
Jadi, kata Herliani, keempat hal tersebut harus ada dan tercermin dari pengasuh dan seluruh anggota majelis taklim.
“Ketika dia sudah terima kebaikan, sudah menerima warna, harus berperan di masyarakat. Bekerja secara berkelompok melakui lembaga Majelis Taklim lebih kuat,” imbuhnya.
Herliani melanjutkan, sejauh ini pemerintah daerah mendukung program ini. Begitu pula DPR RI yang men-support keberadaan majelis taklim dengan rangkaian program-program terpadunya. Karena, kata Herliani pemerintah dan wakil rakyat juga sama menaruh harapan agar Majelis Taklim menjadi garda terdepan menghadapi masalah masyarakat.
Akan tetapi, Herliani juga mengakui bahwa penguatan di dalam tubuh majelis taklim itu sendiri perlu upaya yang luar biasa. Perlu niat yang tulus juga. Oleh karena itu buku panduan pengelolaan Majelis Taklim Terpadu tersebut diterbitkan agar memudahkan para pengampu majelis taklim untuk mengokohkan diri masing-masing anggotanya terlebih dahulu. Setelah itu, baru masuk ke pengokohan ketahanan keluarga untuk kemudian menciptakan lingkungan yang positif sehingga bisa mewarnai masyarakat.
Dengan demikian ia berharap pengasuh majelis taklim tidak hanya menyampaikan materi yang monoton, tetapi juga bisa melihat perkembangan zaman, terutama masalah-masalah yang sering terjadi seputar perempuan dan anak-anak.
Dalam peluncuran buku tersebut, Istri Gubernur Jawa Barat, Netty Prasetyani Heryawan hadir sebagai pembicara. Ia menyatakan dukungan atas terbitnya buku Panduan Pedoman Majelis Taklim. Ia juga mengaku akan mencetak banyak buku tersebut untuk dibagikan ke setiap majelis taklim. Di samping itu agar Majelis Taklim yang sudah berkembang bisa memiliki arahan-arahan strategis dalam setiap materi keislaman yang dibahas. *