Moderat dan Mencerdaskan Masyarakat
Indeks

Soal FDS, Menteri Pendidikan : Tidak Ada Lagi Jam Mengajar 24 Jam Seminggu

Saluransatu.com – Menteri Pendidikan Muhajir menegaskan tidak ada lagi jam mengajar 24 jam seminggu, jika “Full Day School (FDS) diterapkan, Gedung MUI, Selasa, (23/8/2017). FDS itu sebenarnya supaya guru fokus untuk mendidik karakter siswa di Sekolah, lanjutnya, selama ini guru guru dibebankan untuk mengajar selama 24 jam dalam satu minggu. Dengan beban mengajar tersebut ada yang mengambil jam mengajar di sekolah lain untuk memenuhi kewajiban mengajarnya. Sehingga menurut Muhadjir, guru tidak fokus dalam mendidik karakter siswa.
“Beban kerja guru adalah 24 jam tatap muka perminggu. Memang guru tidak harus berada di sekolah. Tidak semua guru memenuhi tatap muka itu, ada bahasa asing, pancasila, agama sehingga tidak memenuhi tatap muka itu, sehingga harus mengajar disekolah lain untuk mendapatkan sampingan. Kita mau melaksanakan pendidikan karakter disekolah. Permasalahannya guru tidak bisa memenuhi 24 jam tatap muka. Guru harus mencari tambahan diluar sekolah. Guru tidak dapat fokus menjalankan fungsinya,” tutur Menteri Pendidikan.
Maka dari Kementerian mengubah jam mengajar guru seperti jam kerja selama ini yaitu, bekerja selama lima hari, dengan delapan jam sehari.
“Atas dasar Ada dasar PP No. 19 tahun 2017, beban kerja guru diganti ke beban kerja PNS pada umumnya,” ungkap Muhadjir.
Ia juga menambahkan berdasarkan, Permendibud no 23/2017 tentang hari sekolah. Jadi yang dimaksud dengan FDS itu untuk guru. Delapan jam itu harus mengajar selam lima hari. Untuk hari minggu ia bisa fokus untuk mendidika keluarganya,” tutur Muhadjir.
Mengenai siswa, tidak ada perubahan jam sekolah hanya menambah jam belajar selama satu setengah jam.
“Untuk siswa tidak ada perubahan. Hanya menambah jam belajar sekitar satu setengah jam. Jika biasa pulang jam 12. Maka tinggal ditambah satu setengah jam tersebut. Namun, hari sabtu dan minggu libur agar siswa bisa bersama keluarganya,” tutur Muhadjir.
Dengan demikian, sekolah akan menjadi sentral pendidikan. Lingkungan sekitar dijadikan sumber-sumber belajar. Selama itu siswa belajar di sekolah itulah tugas guru mrmantau aktifitas siswa baik diluar maupun didalam kelas, dan keluarga.
“Itulah tugas guru 8 jam itu, mamnatau aktivitas siswa baik diluar maupun didalam kelas, keluarga. Siswa harus 24 jam, dimasyarakat pun harus belajar. Targetnya terjadi tingkah laku perubahan yang baik pada diri siswa,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *