SALURANSATU.COM – Ternyata pihak manajemen Apartemen Grand KamalA Lagoon (GKL), tetap arogan dan tidak mau terbuka saat awak media ingin mengklarifikasi terkait adanya beberapa kejanggalan – kejanggalan yang terjadi saat peristiwa robohnya tangga darurat di tower emerald.
Hal ini terbukti dengan tetap bungkamnya tim manajemen Apartemen GKL, saat mendatangi gedung DPRD Kota Bekasi, saat diundang untuk menghadiri rapat dengar pendapat (RDP). Bahkan ketika rapat usia dilaksanakan di ruang aspirasi, tim manajemen yang dipimpin Project Director GKL Putu Adi Priyatna menolak untuk memberikan keterangan.
Bahkan seakan untuk menghindari kejaran awak media, dirinya secara menegaskan kalau itu murni kecelakaan, dan sambil berlalu dia hanya melontarkan kalimat tidak ada yang diulang-ulang untuk menghindari cecaran para kuli tinta, yang ingin mengklarifikasi beberapa dugaan kejanggalan.
“Tidak ada, tidak ada, itu murni kecelakaan,” ucapnya singkat.
Adapun kejanggalan yang akan dipertanyakan kepada pihak manajemen Apartemen GKL yaitu, jumlah korban ternyata berdasarkan telusuran informasi yang didapat tim Lingkarbekasi.com, korban tewas dari peristiwa robohnya tangga darurat tower emerald, diduga jumlahnya bukan satu orang melainkan ada dua orang lagi.
Selain itu, juga Fajar Sidiq yang merupakan korban tewas yang tengah mengerjakan tangga darurat berdasarkan informasi yang beredar merupakan pekerja dari subkontraktor PT PP, yang menggarap proyek pembangunan apartemen berlokasi di Jalan KH Noer Alie tersebut.
Dan dikabarkan pula, sebenarnya proses pembangunan tower Emerald milik apartemen GKL itu, tidak sesuai dengan prosedur mekanisme pendirian bangunan. Terkahir soal sikap arogansi pihak keamanan dari apartemen GKL yang membentak Wakil Wali Kota Ahmad Syaikhu, saat meninjau lokasi robohnya tangga darurat milik GKL.(rah)