Walikota dan Wakil Walikota Hadiri Upacara Sumpah Pemuda Tahun 2016 - saluransatu.com

Walikota dan Wakil Walikota Hadiri Upacara Sumpah Pemuda Tahun 2016

whatsapp-image-2016-10-28-at-12-30-52
Kota Bekasi — Hari Sumpah Pemuda Tahun 2016 yang terlakasana dalam Upacara di Alun Alun Kota Bekasi, Jumat (28/10) berlangsung dengan lancar, Walikota Bekasi, Dr. Rahmat Effendi selaku Pembina upacara tiba bersama Wakil Walikota Bekasi, H. Ahmad Syaikhu serta Jajaran Muspida dari Kapolrestro Bekasi Kota, Kombes Pol Umar S. Fana, Dandim 0507 Kota Bekasi, Wawan, dan segenap Muspida lainnya turut memeriahkan Hari Sumpah Pemuda.
Melalui peringatan hari sumpah pemuda tahun ini Walikota Bekasi Rahmat Effendi menyampaikan salam hangat dari Mentri Pemuda dan Olahraga (Menpora) untuk tokoh-tokoh pemuda di seluruh Kota Bekasi beserta keluarga untuk tetap berjuang dan berupaya sekuat tenaga demi kemajuan dan kemakmuran Bangsa Indonesia, dan terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Juga demikian untuk fonding father penghargaan dan hormat kita semua kepada Bung Karno, yang merupakan bapak Bangsa, tokoh pemuda masa itu, yang meneriakkan kalimat yang sangat terkenal
“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, dan Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” ujar Walikota menirukan ucapan Bung Karno saat apel di lapangan alun-alun Kota Bekasi, Jalan Pramuka – Veteran, Bekasi Selatan, Jumat (28/10/2016).
Saat pertama kali mendengar pidato Bung Karno ini kata dia dengan membacakan rilis Menpora mengatakan bahwa, mungkin sempat bertanya-tanya. Apakah mungkin dan bagaimana caranya, hanya dengan 10 pemuda, sebuah negara bisa mengguncangkan dunia?
“Data demografi Indonesia menyebutkan bahwa jumlah pemuda di Indonesia sesuai dengan UU No 40 Tahun 2009 tentang kepemudaan dengan range usia antara 16-30 tahun, berjumlah 61,8 juta orang, atau 24,5 persen dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 252 juta orang (BPS, 2014),” ujarnya.
Secara kuantitas angka 24,5 persen ini cukuplah besar. Ditambah lagi dalam waktu dekat ini mulai Tahun 2020 sampai 2035, Indonesia akan menikmati suatu era yang langka yang disebut dengan Bonus Demografi. Dimana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa ini, yaitu mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 297 juta jiwa.
“Bonus demografi menjadi windosw opportunity (peluang) yang sangat strategis bagi sebuah negara untuk dapat melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan dukungan ketersediaan sumber daya manusia usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan,” katanya.
Rasio sederhananya kata dia, dapat digambarkan bahwa disetiap 100 penduduk Indonesia, terdapat 64 orang yang berusia produktif, sisanya 46 orang adalah usia anak-anak dan lansia.
“Rasio usia produktif di atas 64 persen sudah lebih dari cukup bagi Indonesia untuk melesat menjadi negara maju. Itu adalah rasio usia produktif terbaik Indonesia yang mulai kita nikmati nanti Tahun 2020 dan akan berakhir pada tahun 2035,” tuturnya.
Lantas, pertanyaan lainnya adalah, apa relevansinya bonus demografi Indonesia dengan pidato Bung Karno tentang sepuluh pemuda mengguncang dunia?
“Jika kita merenung dan merefleksikan pidato Bung Karno, maka sejatinya jumlah besar saja tidaklah cukup untuk bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan diperhitungkan di kancah dunia. Bung Karno tidak perlu menunggu bonus demografi untuk bisa memberikan kehormatan yang layak bagi bangsa dan negaranya. Bung Karno hanya membutuhkan pemuda-pemudi unggul yang memiliki kualitas dan visi yang besar dalam menatap dunia,” paparnya.
Ketika beberapa waktu yang lalu, Indonesia berhasil mengantarkan seorang Pemuda Indonesia usia 23 tahun bernama Rio Haryanto ke level tertinggi balap mobil internasional F.1, kita baru menyadari pernyataan Bung Karno bukan isapan jempol semata. Seluruh mata dunia terbelalak. Dunia Balap internasional seolah tidak percaya ada anak Indonesia yang berhasil menembus balapan paling
bergengsi di dunia.
“Begitu pun ketika kita berhasil mengembalikan tradisi emas di ajang Olimpiade Rio de Jeneiro Brasil melalui cabang olahraga Bulutangkis, dunia juga berguncang. Semua orang pun tahu peraih medali emas itu adalah Owi-Butet, anak muda berusia 27 dan 30 tahun,” terangnya.
Bukan hanya di ajang olahraga, di sektor-sektor lain seperti Industri kreatif, kita juga menemukan talenta-talenta muda Indonesia yang berhasil mengharumkan negara dan bangsa di kancah internasional. Ada Joe Taslim, aktor muda yang berhasil mengguncang panggung Hollywood melalui film fast and furious. Ada juga sutradara muda usia 27 tahun asal Blitar Jawa Timur, Livi Zheng yang berhasil mengguncang panggung perfilman Hollywood melalui karya-karya berkelasnya.
“Di dunia musik, kita punya Sandhy Sundoro musisi muda Indonesia yang di usianya 28 tahun telah berhasil menyabet penghargaan Internasional Contest of Young Pop Singer di Latvia pada 2009 dengan mendapatkan nilai nyaris sempurna dari seluruh juri. Data BPS menyebutkan bahwa Industri Kreatif hari ini menyumbang tidak kurang dari 7 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sebuah kontribusi yang tidak bisa dianggap kecil ditengah pelambatan ekonomi dunia,” ujarnya.
Hari ini, Indonesia juga memiliki anak-anak muda potensial dibidang start up, yang omzetnya mengundang decak kagum pebisnis online dunia. Ada Nadiem Makarim, pendiri Go-Jek, ada Achmad Zaky, CEO Bukalapak dan ratusan CEO-CEO muda Indonesia di bidang Teknologi Informasi yang dipercaya oleh perusahaan multinasional Tahun 2015.
“Dilaporkan terdapat 62 start up Indonesia yang kebanjiran dana investasi hingga puluhan triliun rupiah. Omzet belanja online (e-commerce) Indonesia sendiri pada Tahun 2015 dilaporkan telah mencapai Rp. 200 triliun lebih (Kemendag, 2015). Jika tren ini bisa dikelola dengan baik, maka perekonomian Indonesia akan maju pesat. Tentu, dengan catatan bahwa dari lalu lintas dan mata rantai bisnis online tersebut, para pemuda Indonesia harus berada pada posisi sebagai produsen bukan sekedar sebagai konsumen,” katanya.
Selain pencapaian di bidang teknologi informasi, Indonesia juga punya anak-anak muda hebat sekelas Gamal Ali Bin Said, 27 tahun asal Malang Jawa Timur yang berhasil mencuri perhatian Pangeran Charles Inggris atas inovasi Asuransi Bank Sampahnya.
“Termasuk, beberapa waktu lalu kita juga dibuat bangga oleh diplomat Muda Indonesia, Nara Masista Rakhmatia yang mampu mengguncang persidangan PBB karena diplomasinya yang keras, cerdas dan tegas melindungi Papua dari rongrongan negara-negara asing,” katanya.
Hari ini adalah hari kebangkitan anak muda Indonesia. Dengan kemajuan teknologi, pemuda-pemuda Indonesia dari Sabang sampai Merauke terus bergerak memberikan sumbangsih pemikiran dan gagasannya untuk kesejahteraan dan kebesaran Bangsa Indonesia, terutama di mata dunia.
Rasanya tidak cukup jika harus menuliskan semua nama pemuda Indonesia yang hari ini mengharukan nama Indonesia di kancah internasional. Tokoh tokoh pemuda yang disebutkan tadi hanyalah contoh untuk mengingat kembali pesan Bung Karno bahwa dengan pemuda yang hebat.
“Kita benar-benar bisa menaklukkan dunia. Jumlah yang besar saja tidaklah cukup tanpa diimbangi dengan kualitas yang baik. Tugas kita semua untuk menjadikan Bonus Demografi ini memiliki makna bagi percepatan pembangunan di Indonesia,” ujarnya.
Dirinya mengajak agar Pemuda Kota Bekasi juga dapat membuktikan dalam sejarah Indonesia, untuk kesekian kalinya pemuda Indonesia menjadi motor utama penentu perubahan Indonesia.
Dalam upacara tersebut dirangkaikan dengan pemberian penghargaan dari Pemerintah Kota Bekasi terhadap Pemuda Pemuda yang berprestasi dari Karang Taruna Kota Bekasi, Pasukan Pengibar Bendera, KNPI Kota Bekasi. (Ndoet/kub)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *