SALURANSATU.COM – Rencana revitalisasi pasar lama proyek kota Bekasi saat ini sudah memasuki fase sayembara, namun demikian muncul kritikan dari kalangan budayawan yang tidak melihat keseriusan pemerintah kota Bekasi dalam hal ini Walikota, Rahmat Effendi sebagai kepala daerah yang juga mempunyai kewajiban mempromosikan langsung wilayahnya.
Akan tetapi, Kepala bidang penataagunaan lahan (PGL), Johan Budi Gunawan membantah hal tersebut.
“Di kota itu kerjaannya banyak dan bukan hanya mengurusi sayembara ini saja, beda dengan saya yang relatif lebih dikit dengan pekerjaannya Walikota, lalu ini kan sudah menjadi project, dan yang namanya project sudah pasti usulannya eksekutif kepada legislatif bahkan dewan juga sudah setuju serta mendukung project ini,” ujarnya saat ditemui di ruang dinasnya pada Senin (26/9).
Lebih lanjut Johan mengatakan yang paling penting baginya adalah proyek ini harus dilaksanakan dengan baik dan jangan sampai sia-sia dan hanya menghamburkan uang rakyat, dan dirinya sangat yakin Walikota sangat mendukung proyek tersebut, lagi pula menurutnya pembangunan ini dilakukan untuk kemajuan kota Bekasi.
Sebelumnya kepala bidang PGL juga sudah mendapatkan informasi awal dari ketua Ikatan Arsitektur Indonesia cabang Bekasi, Hendiyanto, bahwa IAI Bekasi sudah bertemu dengan orang yang memiliki 45 jenis produk asal Bekasi. Johan menyatakan ini adalah marketnya, sebelumnya dirinya juga berpikir untuk apa kawasan kuliner ditata? Ternyata berdasarkan hasil survey IAI ini penataan kawasan kota tua ini menjadi punya nilai jualnya.
“IAI kota Bekasi sudah bertemu dengan orang yang memiliki 45 jenis produk kuliner Bekasi, artinya ini sudah ada pasarnya,” imbuhnya.
Senada juga dengan anggota komisi C DPRD kota Bekasi, Ushtuchri. Menurutnya Distako juga bagian dari pemerintahan daerah, Eksekutif yang menurutnya sah-sah saja karena bagian yang mengurusi penataan kota, dan dirinya juga yakin itu merupakan bagian dari pendelegasian dan pembagian kerja, oleh karenanya harus didukung karena ini menjadi bagian tugas Walikota dalam penataan kota, dan berharap hasil sayembaranya nanti mampu memuaskan semua kalangan dan tidak hanya menjadi penggerak ekonomi tapi juga kalangan budayawan dan agamawan.
Sementara itu wakil direktur hotel Horison Bekasi, Purwantono, di tempat terpisah menanggapi rencana desain pembangunan penataan pasar proyek dengan mengusulkan agar warga setempat yang akan terkena proyek penataan hendaknya diberikan gambaran utuh tentang konsep revitalisasi pasar lama tersebut dengan membawa mereka ke tempat atau daerah yang sudah lebih dahulu melakukan pembangunan dan penataan kawasan, seperti halnya yang terjadi di kawasan pecinan Surabaya.
Menurutnya untuk memvisualisasikan hal tersebut warga di kawasan tersebut perlu melakukan visit ke tempat- tempat yang sudah lebih dahulu melaksanakan pembangunan kota tua, hal ini menjadi penting dilakukan agar rencana pemerintah kota Bekasi untuk membangun kawasan menjadi lebih efektif. (dns)