Moderat dan Mencerdaskan Masyarakat
Indeks

Lucky Hakim: Pemilih Irasional Masih Dominan di Kota Bekasi

SALURANSATU.COM – Anggota komisi X DPR RI Lucky Hakim, asal Partai Amanah Nasional (PAN) Dapil Jawa Barat VI mengomentari terkait dirinya yang saat ini menjadi buah bibir di kalangan masyarakat kota Bekasi untuk kembali berkiprah dalam percaturan politik di Pilkada kota Bekasi pada tahun 2019 mendatang. Saat dihubungi lewat telepon selulernya, Lucky mengatakan bahwa partainya memiliki bargaining position di kota Bekasi, apalagi menurutnya kader-kader PAN di kota Bekasi memiliki kapasitas untuk menjadi kepala daerah kedepan.
“Partai Amanah Nasional (PAN) kota Bekasi mempunyai 4 kursi jadi layak untuk diperhitungkan. Kader-kader PAN di kota Bekasi juga sangat mumpuni untuk dicalonkan menjadi kepala daerah. Saya sangat berharap kader PAN kota Bekasi bisa berperan dalam membangun kota bekasi melalui jalur eksekutif,” ujarnya.
Terkait pencalonan dirinya untuk menjadi kepala Daerah, Politisi PAN ini juga berujar bahwa dirinya saat ini masih fokus di Senayan.
“Karena kursi belum mencukupi untuk mengusung sendiri maka PAN perlu berkoalisi, biarlah proses politik berjalan sejadinya, kalau saya pribadi sebenarnya sedang fokus di parlemen pusat, enggan juga saya kalau diikutsertakan di Pilkada 2018 nanti, karena masa jabatan di parlemen, kan, masih berjalan, tapi kalau memang partai memerintahkan saya maju Pilkada 2018 maka ini akan menjadi tugas saya sebagai kader.” imbuhnya.
Lucky mengaku dirinya kini sedang disambangi oleh beberapa partai yang menginginkan dirinya bergabung mengusung bacalwalkot Bekasi 2018, “beberapa sudah ada yang melobby saya, baik sambil bercanda dan ada pula yang sudah setengah serius untuk gabung berpasangan maju di Pilkada,” ungkapnya.
Tapi Lucky mengaku sempat memberi saran kepada pihak-pihak yang mengajaknya berdiskusi, ia ingin pihak-pihak tersebut langsung bicara dengan DPD PAN Kota Bekasi mengenai hal ini, karena dirinya menghormati proses perekrutan untuk Pilkada melalui jalur yang semestinya, yaitu lewat DPD PAN Kota Bekasi.
Baginya tidak masalah mau dijadikan Walikota ataupun Wakil Walikota, yang penting bagi dirinya adalah ada perintah dari DPD PAN Kota Bekasi jika memang dirinya ditugaskan untuk bertarung di Pilkada 2018 nanti.
“Buat saya nggak masalah mau jadi Walikota atau Wakil Walikota, kalau sudah diperintahkan Partai maka InsyaAllah saya ikuti, tapi kalau ditanya dari lubuk hati sebenernya saya ingin menyelesaikan tugas saya di parlemen dulu,” akunya.
Sementara itu untuk mengukur elektabilitas dan popularitas dirinya, DPD PAN Kota Bekasi juga sebelumnya sudah melakukan survey internal terkait pencalonannya untuk menjadi Kepala Daerah di Kota Bekasi yang berpenduduk kurang lebih 2,4 juta jiwa.
“Survey resmi belum, tapi mungkin ini efek pilkada lalu yang pernah saya ikuti, maka secara informal memang temen-teman selalu bicara Pilkada Kota Bekasi dari PAN memang sering diusulkan nama saya, tapi sebenernya saya yakin masih banyak kader PAN Bekasi yang punya potensi hebat, saya masih harus banyak belajar dari senior-senior dan harus banyak terima masukan,” imbuhnya.
Posisi incumbent menurutnya saat ini masih sangat kuat dan perlu tokoh yang sakti yang bisa mengalahkan dominasi incumbent, lawan-lawan politiknya harus memiliki jurus sakti supaya bisa menggeser basis kekuatan mereka.
“Saya lihat di Kota Bekasi incumbent masih sangat kuat, jadi para penantangnya kelak harus punya jurus sakti mandraguna untuk mengalahkannya,” lanjutnya.
Politisi yang juga penyuka hewan reptil ini menyatakan, ia berkaca dari Pilkada yang lalu. Berdasarkan data yang ia miliki, tingkat partisipasi pemilih masih rendah dan banyak sekali pemilih yang bukan loyal, jadi popularitas akan sangat dibutuhkan untuk bisa meraih suara mengambang, pemilih bisa berubah pilihan di menit-menit terakhir, katanya. Suara partai tidak berbanding lurus dengan suara pemenang Pilkada, jadi lebih mengutamakan sosoknya.
Lucky menyarankan bagi para penantang incumbent nantinya harus memunculkan sosok atau figur dan tidak hanya melihat suara partainya.
“Di mata saya kesaktian seseorang di politik itu bukan dari ucapan dan celotehan dia di media, bukan pula kegagahan dia memimpin beberapa organisasi dan bukan pula kemampuannya bersilat lidah, tapi kesaktian seseorang di politik dilihat dari suara pribadinya, pemilih irrasional masih banyak dan masih memilih karen popularitas dan itu realita,” tutupnya. (dns)
Lucky Hakim Masih Banyak Pemilih Irasional, Figur Seseorang Masih Populer di Bekasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *