LingkarBekasi- Banyak media yang bisa digunakan untuk mengakses pornografi. Oleh karena itu, disebutkan, saat ini ada “narkotika” jenis baru yang mengancam anak-anak juga remaja, yaitu Narkolema, narkotika lewat mata.
“Ini bukan sejenis obat-obatan atau apa. Narkolema adalah tontonan pornografi lewat berbagai media seperti game, iklan, film dan gambar. Narkolema adalah sesuatu yang bahkan efeknya lebih berbahaya daripada narkotika,” kata Haryekti Rina Wuryandari, Wakil Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan anak (P2TP2A) Kota Bekasi, Sabtu (12/3) di Pondok Gede.
Video pornografi dari berbagai media tersebut lama-lama akan merusak struktur otak anak dan akan berdampak buruk terhadap perilaku anak di kehidupan nyata.
Menurut Rina yang juga menjabat sebagai Komisioner Divisi Sosialisasi KPAI Kota Bekasi, laporan yang masuk ke P2TP2A Kota Bekasi, terkait tindak pelecehan seksual yang dilakukan anak-anak terhadap anak-anak di bawah umur biasanya bermula dari Handphone.
“Walaupun si anak tidak mempunyai HP, tapi dilihat di HP temannya. Si anak dengan polos menerangkan bahwa dia diberitahu cara membuka youtube dengan kata-kata kunci vulgar tertentu, lalu dia ikuti saja semua video yang ada di sana, lalu karena rasa penasaran maka ia mencari cara untuk bisa melakukan hal yang sama dengan apa yang pernah dilihatnya,” papar Rina.
Selain kenyataan di atas, masih banyak lagi kenyataan miris lainnya yang dipaparkan Rina. Berdasarkan data dari BP3AKB kota Bekasi, data yang terkumpul berdasarkan laporan yang masuk terkait kasus kekerasan terhadap anak sekitar 110 kasus per November 2015.
“Itu yang terlapor. Bayangkan yang tidak terlaporkan ada berapa banyak? Karena rata-rata memang tidak mau melaporkan dengan berbagai alasan,” kata Rina lagi.
Mengingat banyaknya kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang terjadi di dunia anak-anak, maka Rina berharap orangtua lebih mawas diri dan lebih kompak saat mendidik anak. Peran ayah dan peran ibu harus seimbang dalam pola pengasuhan agar anak tidak bingung di kemudian hari. Selain itu, hal ini juga harus didukung oleh pemerintahan yang baik, yang betul-betul peduli terhadap tumbuh kembang generasi mudanya. Peran pemerintah harus optimal karena semua upaya akan sia-sia jika pemerintah tidak tegas. (Anr)