LingkarBekasi – Bagi generasi 70an hingga 80an, siapa yang tak kenal dengan JS Badudu (Yus Badudu) yang namanya selalu melekat di buku pelajaran Bahasa Indonesia, jika tidak sebagai penulis buku, maka nama itu akan melekat di halaman belakang, di daftar pustaka.
Kabar terkini menyebutkan tokoh Bahasa Indonesia ini meninggal malam tadi di Bandung. Tokoh yang dikenal sebagai penyusun Kamus Umum Bahasa Indonesia itu wafat pada usia 89 tahun.
“Telah berpulang dalam damai bapak dan opa kami Jusuf Sjarif Badudu pada Sabtu (12/3/2016) pukul 22.10 di Rumah Sakit Hasan Sadikin pada usia 89 tahun,” ucap salah satu cucu, Ananda Badudu, dalam pesan singkat, Minggu (13/3/16) seperti dilansir detik.com.
Ananda menyebut, JS Badudu meninggal karena komplikasi penyakit yang diderita semasa tuanya. Dua hari sebelum wafat, ia dirawat inap di RS Hasan Sadikin karena serangan stroke.
“Sekitar sepuluh tahun belakangan, ia sudah beberapa kali diserang stroke ringan maupun berat yang mengakibatkan kondisi fisiknya semakin lama semakin menurun,” paparnya.
Beliau berpulang meninggalkan 9 anak, 23 cucu, dan 2 cicit. Jenazahnya akan disemayamkan di tempat tinggalnya sehari-hari, yakni di Bukit Dago Selatan nomor 27, Bandung. Setelah disalatkan, rencananya jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung.
JS Badudu lahir di Gorontalo, 19 Maret 1926. Guru Besar Linguistika pada Universitas Padjadjaran itu dikenal luas di masyarakat sebagai pembawa acara Pembinaan Bahasa Indonesia di TVRI pada 1974-1979.
Sebagai pakar bahasa yang sangat berpengalaman, Badudu banyak menyusun buku dan kamus terkait Bahasa Indonesia. Di antaranya: Pelik-Pelik Bahasa Indonesia, Membina Bahasa Indonesia Baku (2 jilid), Bahasa Indonesia: Anda bertanya? Inilah jawabnya. Ejaan Bahasa Indonesia, Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia (1975), Kamus Umum Bahasa Indonesia (Badudu-Zain, 2001), Kamus Kata-Kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia (2003) dan lainnya.
Selamat jalan JS Badudu, semoga Bahasa Indonesia terus terjaga sebagai bahasa persatuan! (detik/eas)