LingkarBekasi – Cerahnya Siang hari di Kota Bandung seperti mewakilkan perasaan orang-orang berpakaian toga hitam yang tampak memadati Gedung Auditorium RRI. Rabu, (17/02) merupakan hari yang membahagiakan bagi para peserta Pelatihan Wirausaha bank BJB – PKPU Bandung tahun 2016.
Sebanyak 110 orang peserta pelatihan yang berasal dari berbagai jenis bidang keterampilan telah berhasil menyelesaikan pelatihannya. Bidang keterampilan dalam pelatihan berupa Pelatihan Cukur Rambut, Komputer Desain Grafis, Sablon, Menjahit dan Salon Kecantikan Muslimah. Bersamaan dengan Wisuda Pelatihan angkatan I dan II juga terlihat berderet beberapa stand produk-produk hasil karya dari para peserta Pelatihan Wirausaha.
Pelatihan Wirausaha Bank BJB – PKPU Bandung merupakan salah satu program pemberdayaan ekonomi dari CSR Bank BJB yang difasilitasi oleh PKPU. Kiki Rejeki, Kepala Cabang PKPU Bandung menyatakan bahwa Program Klaster Berdaya yang dibesut oleh PKPU ini menyasar kepada pembentukan kemandirian keluarga yang disebut dengan Pilar Keluarga Berdaya. Keluarga dikategorikan berdaya secara ekonomi yaitu ketika keluarga mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarganya dengan baik dan layak. “Kita berkeinginan supaya alumni dan instruktur dari PKPU Bandung memiliki sertifikasi yang akan membuat mereka bisa bersaing, siap menghadapi perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),” ucap pria muda yang baru saja diangkat menjadi Kepala Cabang ini.
“Saya berharap semoga ke depannya dan setelah selesai belajar dari sini bisa membuka usaha Sablon (percetakan),” harap Sumari, peserta Pelatihan Sablon yang saat ini belum memiliki pekerjaan tetap, ketika ditanyakan rencana ke depan setelah menyelesaikan pelatihan kewirausahaan ini.
Hasvirijati, seorang Ibu Rumah Tangga yang mengikuti Pelatihan Menjahit mengatakan bahwa pelatihan yang didapatkannya sangat bermanfaat buat diri dan keluarganya. “Pelatihan ini sangat bermanfaat. Awalnya saya tidak memiliki dasar sama sekali tetapi setelah beberapa pertemuan ini saya bisa juga menjahit. Terimakasih untuk Bank BJB dan PKPU. Sukses dan maju terus. Aamiin,” ungkapnya.
Aan Suherlan, GM Kemitraan PKPU Pusat dalam sambutannya mengucapkan terima kasih terutama kepada Bank BJB serta praktisi-praktisi bisnis yang turut berkonstribusi dalam program ini. “Wisudawan-wisudawati saat ini telah memiliki kompetensi, telah memiliki energi. Sekarang adalah saatnya untuk mengaktualisasikan energi tersebut. Bank BJB dan PKPU sebagai fasilitator akan merasa bahagia ketika beberapa tahun mendatang, para alumni datang mengunjungi inkubator kemudian menyampaikan bahwa usaha mereka telah berkembang,” pesan dan harapnya kepada para peserta. “Program ini adalah kerjasama berbagai pihak, baik itu Bank BJB, PKPU dan peserta program. Selamat! Semoga kesuksesan senantiasa menyertai kita semua,” tutupnya penuh semangat.
Ishak dari Kanwil I Bank BJB mewakili direksi menyampaikan bahwa program kemitraan BJB-PKPU ini merupakan salah satu program unggulan CSR Bank BJB . Memasuki angkatan ketiga ini, pelatihan telah meluluskan 110 dari 177 peserta. “Para lulusan akan mendapatkan program pendampingan 6-12 bulan melalui KUMM (Kelompok Usaha Mandiri Masyarakat) serta pemberian bantuan modal. BJB, siap mensupport,” ungkapnya yang kemudian disambut dengan riuh tepuk tangan peserta.
Mewakili Dinas Pendidikan Kota Bandung, Supardi menyampaikan rasa bangga dan terima kasihnya kepada bank BJB dan PKPU Bandung karena telah turut menyiapkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi. “Saya mengetahui, PKPU selain memberikan pelatihan tentunya juga memberikan penguatan kepada sikap dan aspek religi, Semoga menjadi berkah yang bisa diterapkan,” harapnya.
Praktisi Pemberdayaan Masyarakat, Fadly Halim Hutasuhut menerangkan bahwa proses pemberdayaan akan berjalan dengan baik jika semua stakeholder dapat bekerja bersama. Non Goverment Organization (NGO) seperti PKPU ini harus didukung untuk dapat semakin bersinergi dengan Korporat, Akademisi, Pemerintah dan disupport oleh Media serta partisipasi dari masyarakat itu sendiri. “Sederhananya, Sistem Jamaah itu lebih baik dari sendiri-sendiri,” pungkas alumnus Pascasajana Pekerjaan Sosial STKS Kemensos RI-Bandung ini. (Fadly/Putri/PKPU)